Kisah Sang Maestro, Dalang di Balik Layar Politik Wakanda

- Publisher

Rabu, 21 Februari 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kang Bayt.

Kang Bayt.

Written by Kang Bayt

Opini, SuaraNet – Warga Wakanda layak jika harus sujud syukur, karena memiliki pemimpin seperti Jaka, tokoh politik yang jenius. Ia adalah sang Maestro Drama Politik, sangat piawai dalam memainkan strategi gerilia gorong-gorong, menambah harmonisasi hangat dalam pentas politik. Kecerdikannya bersembunyi dibalik senyumnya yang tulus.

Jaka adalah sosok penyayang, terhadap anak, keluarga. Ia sosok ayah yang bertanggung jawab. Terhadap, politikus lainnya pun sama. Ia gemar membagi kekuasaan, terhadap siapapun tanpa harus berbalas budi. Bahkan, terhadap orang yang pernah melawannya dalam panggung demokrasi. Prinsipnya satu, jangan ganggu keluarga dan anaknya.

Hati Jaka sangat lembut, di dalamnya tak ada kata lawan. Semua adalah kawan. Barangkali jika pun ada, hanya mereka yang ingin menghambat jalan kekuasaan anak dan keluarganya. Jika itu terjadi, ia tak tebang pilih. Siapapun akan menerima akibatnya, termasuk partai yang telah membesarkan namanya dan membantunya meraih jabatan.

Selain penyayang, Jaka diilhami memiliki kesabaran yang luar biasa sejak lahir. Ia tidak pernah goyah menghadapi hinaan dan celaan, sekalipun sebagai pemimpin 1 di Wakanda. Dia bersabar dan tersenyum menahan emosi dan malu saat disebut sebagai ‘Petugas Partai’ atau bahkan ‘Presiden Boneka’. Baginya, kelak catatan sejarah lah akan memberinya tempat yang layak.

Baca Juga  Membangun Sinergi Melalui Harmoni: Peran Gitasurya Choir dalam Meningkatkan Kolaborasi di Universitas Muhammadiyah Malang

Ketenangan Jaka dalam menahan emosi dan kekuatannya terhadap rasa malu melahirkan loyalitas tinggi dan ‘cinta tanpa syarat’ dari rakyat Wakanda. Mereka akan selalu mendukung setiap tindakan yang diambil oleh Jaka, tanpa mempedulikan pelanggaran etik dan konstitusi. Kebijakan Jaka adalah langkah yang perlu didukung. Di mata mereka, Jaka adalah pemimpin yang terdzalimi.

Hujan kritik terhadap Jaka tidak pernah mengurangi cinta tulus rakyat. Mereka menganggap kritik terhadap kebijakan Jaka hanya berasal dari orang yang tidak memiliki empati terhadap pemimpin negeri. Tak peduli itu dari pengamat politik, tokoh intelektual, atau hasil investigasi sekalipun. Rakyat lebih mempercayai Jaka daripada mereka yang dipenuhi iri dan sinis terhadap kepemimpinannya. Jaka telah menyatu dengan hatinya.

Puncak kekaguman dari permainan Jaka adalah kemampuan untuk membangun dinasti politik dalam negara demokrasi. Ia bersedia memberi ruang dan fasilitas terhadap anaknya drama panggung politik, mulai dari wali kota hingga menduduki calon wakil presiden. Kemenangan anaknya tidak hanya menciptakan warisan keluarga, tetapi juga mewujudkan impian rakyat akan masa depan keluarga Jaka yang lebih baik.

Baca Juga  Politik Berintegritas Indonesia Makmur dan Berkualitas

Rakyat selalu siap mendukung keluarga jaka. Mereka juga rela berkorban untuknya. Bahkan, jika harus bertahan dalam kemiskinan dan kenaikan BBM. Tak ada soal harga beras yang semakin melambung. Mereka juga telah siap menahan lapar setiap malam. Bagi mereka lebih baik menganggur daripada melihat Jaka dan keluarganya kehilangan kekuasaan.

Kehebatan Jaka tak perlu diragukan lagi. Ia layak mendapat  hormat, sang Maestro Politik. Tidak hanya menjadi aktor, tetapi juga sutradara. Merangkul semua kalangan, dan tidak pernah pelit, apalagi soal jabatan. Wajar jika ada pemberitaan, bahwa media luar negeri melabelinya sebagai sosok pemimpin jenius. Presiden Dunia pun perlu suwan terhadapnya.

Prestasi terbaru Jaka, keberhasilannya membangun dinasti dalam sistem demokrasi. Memahami langkah dan kiprah Jaka tidak akan cukup dengan teori politik manapun. Ia adalah penggagas teori baru yang layak dipelajari di berbagai jenjang akademisi. Hanya Jaka satu-satunya pemimpin di dunia yang dapat membangun dinasti hanya dengan modal, ‘kuat dicaci dan kuat malu‘.

*) Kang Bayt, Bergiat di komunitas literasi dan Pemilih setia 2 Periode Pak Presiden.

Berita Terkait

Media Sosial dan Perubahan Paradigma Komunikasi
Daulat yang Tergadai: Menyoal Demokrasi dalam Bayang-Bayang Kekuasaan
Potret Pilkada Sumenep: Cerminan Demokrasi Madura
Problematika Gen Z dan Dampak Budaya FOMO
Mental Health, Hustle Culture, dan Cara Gen Z Bertahan
Menangkal Overclaim: Peran Edukasi dalam Meningkatkan Kecerdasan Konsumen
Keranjang Belanja yang Berlubang, Mengapa Data Kita Mudah Bocor di E-commerce?
3 Srikandi Berebut Kursi Gubernur Jawa Timur

Berita Terkait

Senin, 13 Januari 2025 - 10:42 WIB

Media Sosial dan Perubahan Paradigma Komunikasi

Rabu, 8 Januari 2025 - 19:47 WIB

Daulat yang Tergadai: Menyoal Demokrasi dalam Bayang-Bayang Kekuasaan

Minggu, 8 Desember 2024 - 12:30 WIB

Potret Pilkada Sumenep: Cerminan Demokrasi Madura

Kamis, 5 Desember 2024 - 12:36 WIB

Problematika Gen Z dan Dampak Budaya FOMO

Senin, 2 Desember 2024 - 13:44 WIB

Mental Health, Hustle Culture, dan Cara Gen Z Bertahan

Berita Terbaru

A, paman dari korban, mengambil langkah berani untuk melaporkan dugaan pelecehan seksual yang dialami keponakannya. Pada Senin, 17 Februari 2025. (Dok/ist)

Berita

Ayah Tiri di Sumenep Rudapaksa Putrinya Selama 5 Tahun

Selasa, 18 Feb 2025 - 11:46 WIB

Khazanah

Panduan Shalat Dhuha dan Keutamaannya, Yuk Intip

Selasa, 18 Feb 2025 - 08:58 WIB