Written by Kang Bayt
Opini, SuaraNet – Warga Wakanda layak jika harus sujud syukur, karena memiliki pemimpin seperti Jaka, tokoh politik yang jenius. Ia adalah sang Maestro Drama Politik, sangat piawai dalam memainkan strategi gerilia gorong-gorong, menambah harmonisasi hangat dalam pentas politik. Kecerdikannya bersembunyi dibalik senyumnya yang tulus.
Jaka adalah sosok penyayang, terhadap anak, keluarga. Ia sosok ayah yang bertanggung jawab. Terhadap, politikus lainnya pun sama. Ia gemar membagi kekuasaan, terhadap siapapun tanpa harus berbalas budi. Bahkan, terhadap orang yang pernah melawannya dalam panggung demokrasi. Prinsipnya satu, jangan ganggu keluarga dan anaknya.
Hati Jaka sangat lembut, di dalamnya tak ada kata lawan. Semua adalah kawan. Barangkali jika pun ada, hanya mereka yang ingin menghambat jalan kekuasaan anak dan keluarganya. Jika itu terjadi, ia tak tebang pilih. Siapapun akan menerima akibatnya, termasuk partai yang telah membesarkan namanya dan membantunya meraih jabatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain penyayang, Jaka diilhami memiliki kesabaran yang luar biasa sejak lahir. Ia tidak pernah goyah menghadapi hinaan dan celaan, sekalipun sebagai pemimpin 1 di Wakanda. Dia bersabar dan tersenyum menahan emosi dan malu saat disebut sebagai ‘Petugas Partai’ atau bahkan ‘Presiden Boneka’. Baginya, kelak catatan sejarah lah akan memberinya tempat yang layak.
Ketenangan Jaka dalam menahan emosi dan kekuatannya terhadap rasa malu melahirkan loyalitas tinggi dan ‘cinta tanpa syarat’ dari rakyat Wakanda. Mereka akan selalu mendukung setiap tindakan yang diambil oleh Jaka, tanpa mempedulikan pelanggaran etik dan konstitusi. Kebijakan Jaka adalah langkah yang perlu didukung. Di mata mereka, Jaka adalah pemimpin yang terdzalimi.
Hujan kritik terhadap Jaka tidak pernah mengurangi cinta tulus rakyat. Mereka menganggap kritik terhadap kebijakan Jaka hanya berasal dari orang yang tidak memiliki empati terhadap pemimpin negeri. Tak peduli itu dari pengamat politik, tokoh intelektual, atau hasil investigasi sekalipun. Rakyat lebih mempercayai Jaka daripada mereka yang dipenuhi iri dan sinis terhadap kepemimpinannya. Jaka telah menyatu dengan hatinya.
Puncak kekaguman dari permainan Jaka adalah kemampuan untuk membangun dinasti politik dalam negara demokrasi. Ia bersedia memberi ruang dan fasilitas terhadap anaknya drama panggung politik, mulai dari wali kota hingga menduduki calon wakil presiden. Kemenangan anaknya tidak hanya menciptakan warisan keluarga, tetapi juga mewujudkan impian rakyat akan masa depan keluarga Jaka yang lebih baik.
Rakyat selalu siap mendukung keluarga jaka. Mereka juga rela berkorban untuknya. Bahkan, jika harus bertahan dalam kemiskinan dan kenaikan BBM. Tak ada soal harga beras yang semakin melambung. Mereka juga telah siap menahan lapar setiap malam. Bagi mereka lebih baik menganggur daripada melihat Jaka dan keluarganya kehilangan kekuasaan.
Kehebatan Jaka tak perlu diragukan lagi. Ia layak mendapat hormat, sang Maestro Politik. Tidak hanya menjadi aktor, tetapi juga sutradara. Merangkul semua kalangan, dan tidak pernah pelit, apalagi soal jabatan. Wajar jika ada pemberitaan, bahwa media luar negeri melabelinya sebagai sosok pemimpin jenius. Presiden Dunia pun perlu suwan terhadapnya.
Prestasi terbaru Jaka, keberhasilannya membangun dinasti dalam sistem demokrasi. Memahami langkah dan kiprah Jaka tidak akan cukup dengan teori politik manapun. Ia adalah penggagas teori baru yang layak dipelajari di berbagai jenjang akademisi. Hanya Jaka satu-satunya pemimpin di dunia yang dapat membangun dinasti hanya dengan modal, ‘kuat dicaci dan kuat malu‘.
*) Kang Bayt, Bergiat di komunitas literasi dan Pemilih setia 2 Periode Pak Presiden.