Puisi-puisi Nurul Aini; Menuskrib Luka

- Publisher

Minggu, 5 September 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Nurul Aini


Dear Aie

Selamat malam kawan

Di tengah kerinduan yang memuncak

Aku kembali hadir sekedar mengenang kisah yang seiring membayang dikediamanku, ntahlah.

Sungguh aku tau pemungkasnya

Namun pikir tak yakin pada tutur kata hati

Hingga penderitaan yang ku peluk kasih.

Duhai…

Salahkah aku bila terlalu meraung pelukmu

Hasrat meronta mengemis raga menjumpai mu

Ahh, haruskah aku menghakimi fikir dengan janji lupa yg tak terjadi.

Aku penabung rindu

Maka maaf aku tak bisa membayar rindumu.

 


Menuskrib Luka

Saban hari

Semisal angin pemuncrat lamun ingatan kasih.

Siuran pencabik luka

Prihal tuai para penyair derita

maka disanalah seorang kian berdiri

menatap jeri bayangan kisah sendiri.

Ya, hampa di ruang nyata

menghakimi pikir dengan kata

lantas ku ungkap

seelok mungkin kau tabung rindumu itu

Hingga membuyar dengan sejatinya.

 

Engkau

Ini berawal dari sejak bersajak irama duri

Baca Juga  Peran Vital Aktivis dalam Transformasi Sosial

Bersama kicawan para diri

Tidak! aku bukan pembaca handal

pun, penyelidik jiwa bernyawa

Tapi, dari ungkap yang kau singkap aku paham

Hingga pada diam aku tak bisa

Agatr biar tak berkeliaran

Karna cukup engkau

Awal yang di akhiri.

 

Kabar

Mengolah suasana hampa

Mengorbankan hak detik pada diam

Bermula dengan akhir tak tentu

Hingga mengadu domba otak pada hati

tenggelam dengan halusinasi halus

meski irisan hati tak pernah membuyar

Adalah ucap berbisa

Hingga langit menguarkan duka

Mendentumkan irama hampa

Amuklah duhai tangan wibawa

Bumimu ber alas duka.

 

Remangmu

Ah

Sepucuk hangat dalam harap

Mengerlapkan langit tak berbintang

Menjatuhkan kasih di atas bualan hampa

Berangan tanpa tubi

Menyusahkan kisah sendiri.

Ah

Rasa di bawah hujan

Mengkrikilkan batu menyucikan lahan

dan engkau tumbuh dengan alunan senda

menghadirkanku terpaku tiba-tiba.

Ah

Dibalik bayang hujan masih kutatap

Sekali tapi bekas berkali.

Baca Juga  Jamu Waras untuk Kaula Birahi Intelektual!

Berita Terkait

Media Sosial dan Perubahan Paradigma Komunikasi
Daulat yang Tergadai: Menyoal Demokrasi dalam Bayang-Bayang Kekuasaan
Potret Pilkada Sumenep: Cerminan Demokrasi Madura
Problematika Gen Z dan Dampak Budaya FOMO
Mental Health, Hustle Culture, dan Cara Gen Z Bertahan
Menangkal Overclaim: Peran Edukasi dalam Meningkatkan Kecerdasan Konsumen
Keranjang Belanja yang Berlubang, Mengapa Data Kita Mudah Bocor di E-commerce?
3 Srikandi Berebut Kursi Gubernur Jawa Timur
Tag :

Berita Terkait

Senin, 13 Januari 2025 - 10:42 WIB

Media Sosial dan Perubahan Paradigma Komunikasi

Rabu, 8 Januari 2025 - 19:47 WIB

Daulat yang Tergadai: Menyoal Demokrasi dalam Bayang-Bayang Kekuasaan

Minggu, 8 Desember 2024 - 12:30 WIB

Potret Pilkada Sumenep: Cerminan Demokrasi Madura

Kamis, 5 Desember 2024 - 12:36 WIB

Problematika Gen Z dan Dampak Budaya FOMO

Senin, 2 Desember 2024 - 13:44 WIB

Mental Health, Hustle Culture, dan Cara Gen Z Bertahan

Berita Terbaru

A, paman dari korban, mengambil langkah berani untuk melaporkan dugaan pelecehan seksual yang dialami keponakannya. Pada Senin, 17 Februari 2025. (Dok/ist)

Berita

Ayah Tiri di Sumenep Rudapaksa Putrinya Selama 5 Tahun

Selasa, 18 Feb 2025 - 11:46 WIB

Khazanah

Panduan Shalat Dhuha dan Keutamaannya, Yuk Intip

Selasa, 18 Feb 2025 - 08:58 WIB