Rayakan Dies Natalis ke-7, Sivitas Kotheka Hadirkan Dua Seniman Muda Sumenep

- Publisher

Kamis, 13 Juni 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dua Seniman asal Sumenep, Anwari dan Abyan  meriahkan Dies Natalis ke-7, Sivitas Kotheka.

Dua Seniman asal Sumenep, Anwari dan Abyan meriahkan Dies Natalis ke-7, Sivitas Kotheka.

Pamekasan, SuaraNetSivitas Kotheka, komunitas paling aktif di Pamekasan merayakan dies natalis-nya yang ke-7 dengan pidato kebudayaan. Pidato kebudayaan ini memang telah menjadi hajatan rutin Sivitas Kotheka setiap hari jadinya. Tahun ini, pidato kebudayaan tersebut bertajuk “Tubuh Budaya Manusia Madura” yang disajikan Anwari, dramawan yang memiliki prestasi internasional.  Digelar di Kafe Manifesco, Jalan Raya Jalmak pada Selasa (11/06) pukul 19.30 hingga 22.00 WIB, Sivitas Kotheka juga turut mengundang Abyan Farazdaq, musisi muda Madura untuk menampilkan karya-karyanya.

Saat menyampaikan prolog, penggawa Sivitas Kotheka, Fahrus Refendi, berkata bahwa bentuk tubuh manusia Madura dirancang dengan harmoni “rampa’ naong baringèn korong” yang berarti segala sesuatu harus merujuk pada hal-hal yang bersifat altruisme. Sebagai sebuah harmoni, rampa’ naong baringèn korong sudah maujud dalam aktivitas ajhung-rojhung (gotong-royong). “Kita sebagai generasi muda Madura harus bangga karena memeliki tèngka yang menjadi falsafah etis paling tinggi dalam hayat manusia Madura,” tukas pemuda hitam manis itu.

Sementara itu, sebelum tampil, Abyan menyatakan bahwa karya-karyanya diciptakan sejak nyantri dan bergabung dengan grup banjari. “Dari situlah aku dan teman-teman kerap merancang lagu, salah satunya berjudul “Ayashofia”,” daku pemuda 24 tahun yang menjabat Direktur Tabun Educultere Art tersebut. “Epidemi”, lagu Abyan yang lain konon lahir pada 2021 ketika wabah virus dan hoaks media sosial melanda Tanah Air.

Baca Juga  Bus Terbakar di Pamekasan Akibat Konsleting Mesin, Kerugian Materiil Capai Rp2 Miliar

Di acara inti, saat menyajikan pidato kebudayaan, Anwari mengungkap bahwa masyarakat Madura mempertahankan busana tradisional, terutama pada acara-acara tertentu. Hal ini dianggap sebagai bentuk kebanggaan orang Madura terhadap identitas budayanya. Selain itu, penggunaan bahasa Madura dalam komunikasi sehari-hari di perantauan juga menjadi bukti pelestarian budaya yang diterapkan masyarakat Madura.

“Di zaman modern ini, kehidupan manusia seringkali mengurangi aktivitas fisik mereka yang berdampak pada penurunan fungsi tubuh. Kita sering lupa bahwa tubuh kita adalah instrumen luar biasa yang mampu melakukan berbagai aktivitas dan memberi kita pengalaman melalui pancaindra. Faktanya, kita lebih memilih hidup di dunia digital sehingga interaksi fisik dan pengalaman sensorik kian berkurang,” tukas Anwari di sela-sela pidatonya.

Selain itu, pendiri Padepokan Seni Madura ini menjelaskan metode teaternya yang diberi nama “Reality of Body”. Bagi Anwari, metode ini bisa menjadi alternatif untuk mengatasi residu gaya hidup modern seperti yang telah dijelaskannya. Melalui latihan dan pertunjukan teater, seseorang diajak untuk kembali mengoptimalkan esensi tubuh yang senantiasa tumbuh, bergerak, dan berkembang. “Dengan demikian, kita dapat kembali merasakan dan menghargai keberadaan tubuh kita serta memanfaatkannya sebagai alat untuk berinteraksi dengan dunia sekitar,” ujar pria 32 tahun tersebut.

Baca Juga  Aku Bukannya Tak Mau Menikah
Hana Hanisah, Koordinator Sivitas Kotheka dan Samroni dalam prosesi pemotongan tumpeng perayaan dies natalis ke-7.
Hana Hanisah, Koordinator Sivitas Kotheka dan Samroni dalam prosesi pemotongan tumpeng perayaan dies natalis ke-7.

Perayaan ulang tahun yang berlangsung selama dua setengah jam tersebut dihadiri beberapa komunitas dan anak-anak muda Madura. “Kami, Sivitas Kotheka, mengucapkan terima kasih kepada Teman-Teman yang hadir. Di bulan Juni hingga September nanti, kami akan menyelenggarakan acara besar. Kami ingin Teman-Teman juga turut terlibat di acara ini,” pungkas Hana Hanisah, Koordinator Sivitas Kotheka setelah prosesi pemotongan tumpeng.

*) Samroni adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Madura.

Berita Terkait

Media Sosial dan Perubahan Paradigma Komunikasi
Daulat yang Tergadai: Menyoal Demokrasi dalam Bayang-Bayang Kekuasaan
Potret Pilkada Sumenep: Cerminan Demokrasi Madura
Problematika Gen Z dan Dampak Budaya FOMO
Mental Health, Hustle Culture, dan Cara Gen Z Bertahan
Menangkal Overclaim: Peran Edukasi dalam Meningkatkan Kecerdasan Konsumen
Keranjang Belanja yang Berlubang, Mengapa Data Kita Mudah Bocor di E-commerce?
3 Srikandi Berebut Kursi Gubernur Jawa Timur

Berita Terkait

Senin, 13 Januari 2025 - 10:42 WIB

Media Sosial dan Perubahan Paradigma Komunikasi

Rabu, 8 Januari 2025 - 19:47 WIB

Daulat yang Tergadai: Menyoal Demokrasi dalam Bayang-Bayang Kekuasaan

Minggu, 8 Desember 2024 - 12:30 WIB

Potret Pilkada Sumenep: Cerminan Demokrasi Madura

Kamis, 5 Desember 2024 - 12:36 WIB

Problematika Gen Z dan Dampak Budaya FOMO

Senin, 2 Desember 2024 - 13:44 WIB

Mental Health, Hustle Culture, dan Cara Gen Z Bertahan

Berita Terbaru

Dok. Modifikasi Sumber. Banyuanyar.net

Khazanah

10 Kalam Hikmah Kiai Istiqomah, Begini Lengkapnya!

Jumat, 24 Jan 2025 - 14:53 WIB

Dok. Istimewa

Nasional

Trump Ragukan Gencatan Senjata Gaza Tak Akan Bertahan Lama

Rabu, 22 Jan 2025 - 19:57 WIB