Pamekasan, SuaraNet – Komunitas Sivitas Kotheka kembali menggelar Koloman Budaya ke-82. Acara bulanan ini diselenggarakan di Kafe Manifesco, Jalan Raya Jalmak Pamekasan (26/04) pukul 19.00—22.00 WIB.
Pada Koloman Budaya edisi April ini, Komunitas yang memiliki misi menggulirkan nampan ilmu pengetahuan tersebut mengangkat judul “Risalah Politik Hannah Arendt: Tindakan Politik Artifial” dengan Bara’ Nur sebagai pembicara. Topik tersebut merupakan bagian ketiga dari rangkaian diskusi tentang pemikiran politik filsuf perempuan. Pada edisi sebelumnya, Sivitas Kotheka mengangkat pemikiran politik Susan Sontag dan Seyla Benhabib. Topik-topik tersebut diangkat untuk menambah wawasan filsafat politik masyarakat Pamekasan.
Dihadiri oleh mayoritas anak muda, Koloman Budaya kali ini berbeda dengan diskusi dua edisi sebelumnya yang dilaksanakan secara daring. Koloman Budaya kali ini bukan hanya untuk memberi pemahaman konsep-konsep teoretis Hannah Arendt tentang tindakan politik artifisial, tetapi juga untuk merenungkan relevansinya dalam konteks politik Indonesia kiwari.
“Kita tidak hanya belajar tentang pemikiran politik Hannah Arendt, tetapi juga agar lebih bijaksana dalam mengetahui kompleksitas dunia politik yang terus berkembang,” kata koordinator acara.
“Hannah Arendt sebenarnya menulis risalah politiknya berdasarkan pengalamannya di saat terjadi Perang Dunia II. Dia salah satu filsuf yang berpikir di masa-masa kritis kesadaran manusia. Tulisannya tentang pengadilan tokoh Nazi, Adolf Eichmann, juga banyak padanan kasusnya yang kita jumpai di Indonesia saat ini,” ucap Bara’ saat memaparkan materi.
Diakhiri dengan diskusi antara pembicara dengan peserta seputar politik di Indonesia, acara tersebut berlangsung khidmat.
Penulis : Samroni