Keretakan Hubungan Jokowi dan Megawati

- Publisher

Kamis, 28 Desember 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jokowi dan Megawati. Foto/ist

Jokowi dan Megawati. Foto/ist

Jakarta, SuaraNet – Hubungan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah mengalami pasang surut sejak awal pemerintahan Jokowi. Pada awal pemerintahan, hubungan keduanya terbilang harmonis.

Jokowi yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dianggap sebagai kader PDIP yang potensial untuk menjadi presiden.

Megawati pun memberikan dukungan penuh kepada Jokowi.

ADVERTISEMENT

153665 2 scaled

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, hubungan keduanya mulai merenggang pada tahun 2019. Hal ini menyusul keputusan Jokowi yang memilih Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presidennya. Megawati yang awalnya menginginkan Puan Maharani sebagai cawapres, merasa kecewa dengan keputusan Jokowi tersebut.

Keretakan hubungan Jokowi dan Megawati semakin terlihat jelas pada tahun 2023. Hal ini menyusul pernyataan Megawati yang menyebut bahwa Jokowi tidak bisa memaksakan calon presiden yang diinginkannya. Pernyataan Megawati tersebut dinilai sebagai sinyal bahwa hubungan antara keduanya sedang tidak harmonis.

Jokowi sendiri membantah adanya keretakan hubungan dengan Megawati. Ia mengatakan bahwa hubungannya dengan Megawati tetap baik-baik saja. Namun, pernyataan Jokowi tersebut tidak mampu meredam spekulasi publik tentang keretakan hubungan keduanya.

Baca Juga  27 Pasien Cuci Darah Terhambat, Pemkab Pamekasan Janjikan Penambahan Fasilitas

Faktor-faktor penyebab pasang surut hubungan Jokowi dan Megawati

Ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab pasang surut hubungan Jokowi dan Megawati. Faktor pertama adalah perbedaan visi politik. Jokowi dianggap memiliki visi politik yang lebih pragmatis, sementara Megawati memiliki visi politik yang lebih ideologis.

Jokowi adalah seorang politikus yang berorientasi pada hasil. Ia lebih mengutamakan penyelesaian masalah-masalah praktis yang dihadapi masyarakat. Sementara itu, Megawati adalah seorang politikus yang berorientasi pada prinsip. Ia lebih mengutamakan penerapan ideologi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Perbedaan visi politik ini terlihat jelas dalam beberapa kebijakan pemerintahan Jokowi. Misalnya, dalam kebijakan pembangunan infrastruktur, Jokowi lebih mengutamakan pembangunan infrastruktur yang bersifat produktif, seperti jalan tol dan pelabuhan. Sementara itu, Megawati lebih mengutamakan pembangunan infrastruktur yang bersifat sosial, seperti rumah susun dan sekolah.

Faktor kedua adalah ambisi politik Megawati. Megawati ingin PDIP menjadi partai penguasa di Indonesia. Namun, Jokowi dinilai tidak mampu memenuhi ambisi tersebut.

Megawati adalah seorang pemimpin yang ambisius. Ia ingin PDIP menjadi partai penguasa di Indonesia. Hal ini terlihat dari upaya-upayanya untuk merebut kursi presiden dan wakil presiden pada pemilihan umum 2019 dan 2024.

Baca Juga  Jokowi Ingin Kembali ke Solo Usai Tak Jadi Presiden: Jadi Rakyat Biasa

Jokowi dinilai tidak mampu memenuhi ambisi politik Megawati. Hal ini karena Jokowi harus mengakomodir kepentingan partai koalisi dalam pemerintahannya. Jokowi juga harus menghadapi tantangan-tantangan politik, seperti korupsi dan polarisasi politik.

Faktor ketiga adalah pengaruh partai koalisi. Jokowi harus mengakomodir kepentingan partai koalisi dalam pemerintahannya. Hal ini terkadang membuat Megawati merasa tersinggung.

Jokowi tidak bisa hanya mengandalkan suara PDIP untuk memenangkan pemilihan umum. Ia harus membentuk koalisi dengan partai-partai politik lain. Hal ini membuat Jokowi harus mengakomodir kepentingan partai koalisi dalam pemerintahannya.

Megawati sebagai Ketua Umum PDIP, merasa bahwa kepentingan partainya harus diutamakan. Namun, hal ini terkadang tidak sesuai dengan kepentingan partai koalisi. Hal ini terkadang membuat Megawati merasa tersinggung.

Dampak keretakan hubungan Jokowi dan Megawati

Keretakan hubungan Jokowi dan Megawati dapat berdampak negatif terhadap stabilitas politik di Indonesia. Jika hubungan keduanya tidak segera diperbaiki, hal ini dapat menyebabkan terjadinya polarisasi politik di Indonesia.

Polarisasi politik adalah kondisi di mana masyarakat terpecah menjadi dua kelompok yang saling bertentangan. Polarisasi politik dapat menyebabkan terjadinya konflik sosial dan politik.

Baca Juga  Presiden Jokowi Ikuti Panen Raya Padi dan Dorong Penambahan Cadangan Beras Nasional

Keretakan hubungan Jokowi dan Megawati juga dapat berdampak pada kinerja pemerintahan. Jika hubungan keduanya tidak harmonis, hal ini dapat menghambat koordinasi dalam pemerintahan. Hal ini dapat menyebabkan terhambatnya pembangunan dan penyelesaian masalah-masalah bangsa.

Follow WhatsApp Channel www.suaranet.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Putusan MK Jadi Angin Segar bagi Masyarakat Hutan dan Petani Kecil
Ribuan Chef Profesional Turun untuk Program Makan Bergizi Gratis
Tersangka Kasus LNG Pertamina Seret Nama Ahok dan Nicke Widyawati, KPK: Harusnya Disampaikan ke Penyidik
Ironi! Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim, Anwar Sadad dan Sejumlah Anggota DPRD Jatim Masih Aktif di Kursi Legislatif
Kasus Korupsi Dana Hibah Jatim, Anwar Sadad Belum Ditahan!
Setelah Nadiem Ditahan, Giliran Mantan Staf Khususnya Dikejar Interpol Atas Kasus Korupsi!
Kekayaan Raffi Ahmad Tembus Rp1 Triliun, Ini Daftar Lengkap Aset Propertinya
Punya Kekayaan Rp2,4 T, Erick Thohir Resmi Dilantik Jadi Menpora

Berita Terkait

Jumat, 17 Oktober 2025 - 15:33 WIB

Putusan MK Jadi Angin Segar bagi Masyarakat Hutan dan Petani Kecil

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 15:49 WIB

Ribuan Chef Profesional Turun untuk Program Makan Bergizi Gratis

Jumat, 26 September 2025 - 16:30 WIB

Tersangka Kasus LNG Pertamina Seret Nama Ahok dan Nicke Widyawati, KPK: Harusnya Disampaikan ke Penyidik

Rabu, 24 September 2025 - 10:54 WIB

Ironi! Tersangka Korupsi Dana Hibah Jatim, Anwar Sadad dan Sejumlah Anggota DPRD Jatim Masih Aktif di Kursi Legislatif

Sabtu, 20 September 2025 - 22:14 WIB

Kasus Korupsi Dana Hibah Jatim, Anwar Sadad Belum Ditahan!

Berita Terbaru