Jakarta, SuaraNet – Ma’ruf Amin Wakil Presiden (Wapres) dorong santri untuk turut serta mengkawal Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Dalam sambutannya di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Selasa (24/10), ia meminta kepada semua masyarakat, termasuk para santri, untuk bersikap bijak dan hati-hati menghadapi potensi provokasi selama Pemilu 2024.
“Di sini kita harus tetap waspada. Kita perlu menghindari upaya provokasi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
ia yang sering disebut ulama karismatik Nahdlatul Ulama Sekaligus Wapres menuturkan, provokasi ini umumnya dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab yang hanya ingin menciptakan perpecahan di Indonesia. Oleh karena itu, kehati-hatian menjadi suatu keharusan.
“Saat kita menghadapi Pemilu, kita harus menjaga diri dari mereka yang ingin merusak dan menciptakan permusuhan. mari bersama-sama tekankan pentingnya kehati-hatian dan perdamaian,” tegasnya.
ia turut menjelaskan bahwa kehati-hatian ini merupakan bagian dari kesepakatan nasional yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa, dengan tujuan untuk memelihara persatuan Indonesia. Menjaga persatuan adalah salah satu tanggung jawab utama yang harus diemban oleh para santri.
“Maka perlu diingat ini adalah bagian dari kesepakatan nasional. Pancasila, UUD 1945, NKRI adalah konsensus nasional, kesepakatan nasional. Saya menyebutnya sebagai ‘al mitsaqul wathani.’ Oleh karena itu, kita tidak boleh melanggarnya. Jika kita melanggarnya, kita dianggap sebagai ‘mukhalafatu mitsaq,’ yaitu melanggar kesepakatan,” tambahnya.
kemudian ia memberikan pesan kuat kepada siapa pun yang berani mengancam negara, bahwa mereka akan berhadapan dengan para santri di seluruh Indonesia.
Dalam pernyataannya, “Siapa pun yang mengancam negara ini, akan menghadapi konsekuensi serius karena akan berhadapan dengan para santri di seluruh Indonesia,” ucapnya.
ia pun mendorong para santri untuk terus memainkan peran aktif dalam membawa semangat perbaikan dan mengarahkan Indonesia ke arah yang lebih baik.
“Kita harus terus menghidupkan semangat santri sebagai ‘rijalul muslihin’ (pembawa perbaikan), santri sebagai ‘khafadzatun wathan’ (penjaga tanah air), dan santri sebagai ‘mu’ammirinal ardha’ (pemakmur bumi),” pungkasnya.
Penulis : Fahrur Rozi
Editor : Umarul Faruk