Organisasi Ekstra Kampus, PMII Yes Or No?

- Publisher

Selasa, 5 September 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

(Sumber Foto: NU Online)

(Sumber Foto: NU Online)

Opini, SUARNET Dalam menyandang predikat sebagai mahasiswa tentu bukan hal yang mudah dimiliki bagi pemuda, tidak sedikit kita dapati yang ingin sekali mencicipi gorengan kantin kampus dan ruang kampus yang ber-AC sebab menjadi mahasiswa tentu yang menjadi atensi calon Maba adalah para sinetron yang pulang-pergi tanpa tugas dan repot – repot dengan makalah, artikel, laporan.

Mahasiswa mempunyai peran khusus selain sebagai agen perubahan, agen kontrol, dan agen-agen yang lain agen pulsa, agen galon, agen LPG Bahkan pada agen cumbu mesra. Peran terpenting dalam kehidupan di kampus menjadi agen ilmu, agen diskusi, agen moralitas.

Hal itu bisa diraih dan dicapai sekurang-kurangnya jika bergabung pada organisasi, sebab di organisasi tidak lepas dengan proses kemandirian, kreativitas, inovasi dan produktivitas diri. Semua akan menjadi bekal setelah terjun pada dunia kerja.

Organisasi kampus ada yang intra seperti Himpunan mahasiswa prodi (Hima Prodi), Senat Mahasiswa (SEMA) ada pula Presiden Mahasiswa (Presma). Sedangkan di ekstra kampus lebih banyak lagi ada PMII, HMI, GMNI, GMKI, IMM dan masih banyak lagi yang lain.

Baca Juga  Menemukan Makna di Balik Mahasiswa yang Menunda Lulus Hingga 14 Semester

 

Bagi organisasi yang deklarasi pada 17 April 1960 dengan nama besarnya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dan Triloginya. Tri-motto,Tri-Khidmat dan Tri-komitmen dapat anda miliki apabila bergabung menjadi bagian didalamnya.

Organisasi PMII tidak sedikit berperan mencetak kader-kader berkualitas dan religius dan pendistribusian kader di berbagai bidang kemahasiswaan bahkan dalam pemerintahan. Artinya PMII bukan sebuah alasan untuk anda tidak bergabung bersama dengan biru kuning sebagai ikoniknya.

 

Selain itu mahasiswa yang notabenenya sebagai pranata dirinya sendiri organisasi PMII adalah jalan lurus menuju pencapaian yang diinginkan. Oleh sebab itu banyak mahasiswa yang tergabung di dalamnya. Akan tetapi kecamuk tanya dilontarkan begitu deras oleh mahasiswa terkait orientasi ikut organisasi PMII. Toh, tidak sedikit yang hanya menjadi sampah dan menjadi pemeras bukan pembela.

Tak jarang pula orang yang ikut organisasi PMII yang konotasinya jelek dalam perspektif orang putih (orang yang tidak ikut organisasi) yang dikenalnya jalan-jalan, kumpul kebo, ajang pencari jodoh, aktivis gadungan, jarang masuk kelas dan lainnya.

Baca Juga  Keranjang Belanja yang Berlubang, Mengapa Data Kita Mudah Bocor di E-commerce?

Banyak sekali gajah di pelupuk mata bagi orang yang memandang organisasi PMII sebelah mata, padahal organisasi tentu akan menggali potensi, belajar publik speaking, belajar kritis, belajar me-manage waktu, belajar apa yang tidak diajarkan di kampus tentu sama-sama yang diketahui bahwa organisasi masih mempunyai benang merah dengan organisasi sosial keagamaan yang dipelopori oleh Hadratus syaikh Kh Hasyim Asy’ari.

Tentu sangat realistis menjadi orang organisasi, tergantung persepsi dan proses yang dijalani. Sebab jangan berharap panen padi jika anda sendiri tidak menanamnya, jika pun anda bisa panen dapat dipastikan itu milik orang bukan milik anda.

Memang organisasi PMII tidak menjanjikan anda menjadi orang sukses tapi organisasi PMII akan memberikan jalan menuju sukses. Maka dalam organisasi tentu butuh yang namanya proses panjang, sebab di zaman yang serba instan ini manusia disuguhkan dengan banyak sesuatu yang praktis.

Namun perlu diingat sesuatu yang cepat saji biasanya cepat basi. Maka menjadi mahasiswa karbitan yang ditelan jadi racun dimuntahkan menjadi api itu hanya mencetak lebih banyak lagi kaum rebahan yang lupa pada proses tapi ingat pada protes.

Baca Juga  Tuhan di Era Logika: Apakah Kita Masih Butuh Bukti?

Mahasiswa yang demikian sangat tidak diminati para calon mertua bahkan sebelum ketuk pintu, Ia (calon mertua) akan pura-pura tidur dan mendadak bolot. Ada ujar-ujar dari Dwi Winarno “jika ada junior yang bertanya pada senior tentang kontribusi dalam organisasi maka siram ia dengan air satu sumur, seorang kader bukan orang yang gemar merengek ketakutan menghadapi masa depan. Iya cukup meyakinkan dirinya bermakna maka ia akan hidup dan tumbuh di manapun”. Selaras dengan apa yang disampaikan penulis buku Kondom Gergaji, Gus Dhofir Zuhri “hubungan paling penting di dunia ini adalah hubungan dengan diri kita sendiri sebelum pada orang lain”.

Hari ini sudah tidak cukup yakin dan percaya maka perlu gerak reflek pada anggota tubuh untuk mencapai segala sesuatu yang ingin dicapai. Maka organisasi PMII menjadi wadah yang kerap kali memberikan ruang untuk mengekspresikan diri.

KAMI TUNGGU ANDA SEBAGAI SAHABAT !

 

 

Penulis: Erfan Arisandi (Kader PMII STISA Pakong, Pamekasan)

Berita Terkait

Mengurai Misteri Dana Hibah Jatim: Siapa Dalang di Balik Kerugian Negara?
Intelektual Organik dalam Perjuangan Sosial dan Politik di Indonesia
Konflik Palestina: Ketika Dunia Diam, Rakyat Sipil Harus Bergerak
Drama Posko Pengaduan BSPS: Topeng Kepura-puraan DPRD Sumenep di Tengah Skandal Pokir
Media Sosial dan Perubahan Paradigma Komunikasi
Daulat yang Tergadai: Menyoal Demokrasi dalam Bayang-Bayang Kekuasaan
Potret Pilkada Sumenep: Cerminan Demokrasi Madura
Problematika Gen Z dan Dampak Budaya FOMO

Berita Terkait

Senin, 19 Mei 2025 - 14:44 WIB

Mengurai Misteri Dana Hibah Jatim: Siapa Dalang di Balik Kerugian Negara?

Senin, 28 April 2025 - 00:17 WIB

Intelektual Organik dalam Perjuangan Sosial dan Politik di Indonesia

Rabu, 23 April 2025 - 04:23 WIB

Konflik Palestina: Ketika Dunia Diam, Rakyat Sipil Harus Bergerak

Senin, 21 April 2025 - 03:33 WIB

Drama Posko Pengaduan BSPS: Topeng Kepura-puraan DPRD Sumenep di Tengah Skandal Pokir

Senin, 13 Januari 2025 - 10:42 WIB

Media Sosial dan Perubahan Paradigma Komunikasi

Berita Terbaru