Media Sosial dan Perubahan Paradigma Komunikasi

- Publisher

Senin, 13 Januari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Akmalul Umam.

Akmalul Umam.

Dalam dua dekade terakhir, dunia mengalami perkembangan yang sangat cepat. Perkembangan teknologi menjadi fenomena global yang banyak mengubah kebiasaan manusia, termasuk cara berinteraksi sosial yang kini semakin dikendalikan oleh kemajuan teknologi berupa media sosial. Media sosial layaknya hipnotis modern yang memiliki kontrol penuh terhadap hubungan sosial masyarakat.

Saat ini, platform media sosial seperti WhatsApp, Instagram, TikTok, Twitter, dan Facebook tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi jarak jauh, tetapi juga menggeser kebiasaan komunikasi masyarakat. Memang, adanya media sosial tersebut banyak membantu dalam memudahkan komunikasi masyarakat yang terbatas oleh jarak dan waktu. Namun, kemudahan ini juga menimbulkan beberapa tantangan baru dalam kehidupan sosial. Komunikasi yang awalnya berbasis tatap muka kini bergeser menjadi interaksi digital.

Komunikasi digital memang membantu masyarakat dalam bertukar kabar dan informasi tanpa batasan waktu dan tempat. Namun, komunikasi ini cenderung kurang efektif karena penyampaian pesan sering kali tidak sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini menimbulkan kesalahpahaman, di mana maksud dan tujuan dari pesan yang dikirimkan oleh pengirim berbeda dengan yang diterima oleh penerima. Selain itu, komunikasi digital juga memiliki kekurangan dalam menunjukkan emosi seseorang dan menumbuhkan kehangatan dalam berinteraksi.

Baca Juga  Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Ajak Warga Pamekasan Menangkan Pasangan Berbakti!

Selain itu, media sosial juga mendorong masyarakat untuk berkomunikasi secara instan. Hal ini mengakibatkan hubungan sosial tidak terbentuk secara maksimal. Hubungan sosial masyarakat cenderung terbentuk atas dasar kebutuhan semata, sehingga rasa empati, kepedulian, dan kebersamaan yang seharusnya diperoleh dari bersosialisasi sering kali tidak dirasakan. Komunikasi yang dilakukan secara digital juga dapat mengakibatkan keretakan sosial dan ketidakharmonisan antarindividu.

Lebih dari itu, media sosial telah menciptakan budaya komunikasi baru dan memengaruhi pola pikir masyarakat dalam menjalani kehidupan. Saat ini, media sosial seakan mendorong masyarakat kepada budaya pamer dan validasi sosial. Banyak orang yang menjadikan media sosial sebagai tempat untuk menunjukkan pencapaian dengan tujuan mendapatkan pengakuan dari orang lain, sehingga komunikasi yang dihasilkan terkesan lebih fokus pada pencitraan pribadi.

Lebih naasnya lagi, kita sering menemukan bahwa media sosial dijadikan tempat perdebatan tidak sehat, ujaran kebencian, bullying, dan penipuan. Hal ini menimbulkan pertanyaan publik: apakah media sosial benar-benar berdampak positif dalam hubungan sosial masyarakat, atau bahkan sebaliknya? Media sosial yang awalnya banyak memberikan manfaat dalam membantu masyarakat berkomunikasi kini malah menyajikan tantangan besar dalam hubungan sosial.

Baca Juga  Organisasi Ekstra Kampus, PMII Yes Or No?

Kemajuan media sosial di zaman sekarang memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Media sosial telah mengubah cara komunikasi masyarakat. Namun, meskipun demikian, bukan berarti kita harus berhenti menggunakan dan memanfaatkan kemajuan tersebut. Penting bagi kita untuk menyadari bahwa kelebihan dan kekurangan yang ada perlu disimbangkan. Kita dapat melakukan ini dengan menggunakan teknologi secara bijak, mulai dari mengatur waktu penggunaan media sosial, menjaga komunikasi langsung, meningkatkan literasi digital, dan memaksimalkan pemanfaatan alat komunikasi. Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan oleh media sosial tanpa mengurangi dan menghilangkan nilai-nilai esensial dalam hubungan manusia.

*) Penulis adalah Akmalul Umam, pengurus LPM Activita IAIN Madura.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi SuaraNet.id

Berita Terkait

Konflik Palestina: Ketika Dunia Diam, Rakyat Sipil Harus Bergerak
Drama Posko Pengaduan BSPS: Topeng Kepura-puraan DPRD Sumenep di Tengah Skandal Pokir
Daulat yang Tergadai: Menyoal Demokrasi dalam Bayang-Bayang Kekuasaan
Potret Pilkada Sumenep: Cerminan Demokrasi Madura
Problematika Gen Z dan Dampak Budaya FOMO
Mental Health, Hustle Culture, dan Cara Gen Z Bertahan
Menangkal Overclaim: Peran Edukasi dalam Meningkatkan Kecerdasan Konsumen
Keranjang Belanja yang Berlubang, Mengapa Data Kita Mudah Bocor di E-commerce?

Berita Terkait

Rabu, 23 April 2025 - 04:23 WIB

Konflik Palestina: Ketika Dunia Diam, Rakyat Sipil Harus Bergerak

Senin, 13 Januari 2025 - 10:42 WIB

Media Sosial dan Perubahan Paradigma Komunikasi

Rabu, 8 Januari 2025 - 19:47 WIB

Daulat yang Tergadai: Menyoal Demokrasi dalam Bayang-Bayang Kekuasaan

Minggu, 8 Desember 2024 - 12:30 WIB

Potret Pilkada Sumenep: Cerminan Demokrasi Madura

Kamis, 5 Desember 2024 - 12:36 WIB

Problematika Gen Z dan Dampak Budaya FOMO

Berita Terbaru