Pamekasan-Owner PT Bawang Mas Group H. Khairul Umam ikut meriahkan perayaan 1 abad Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar besar-besaran oleh MWC-NU Kadur, Pamekasan, Madura pada hari Rabu, (23/2/23) pagi.
Acara dengan tema, “Merawat Jagat Membangun Peradaban” dihadari oleh ribuan warga NU dan juga mendatangkan pimpinan Pondok Pesantren Sabiilul Rosyad, Kota Malang, Jawa Timur sekaligus Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur Dr. K.H. Marzuqi Mustamar, M.Ag. sebagai penceramah.
Kemudian acara juga dihadiri, Kapolres Pamekasan, AKBP Satria Permana, Komandan Kodim 0826 Pamekasan, Letkol Inf. Ubaidillah, dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan.
Direktur PR Bawang Mas, H. Khoirul Umam mengatakan dalam sambutannya bahwa resepsi puncak 1 abad NU merupakan momentum untuk merefleksikan diri atas kiprah yang telah dilakukan NU selama ini.
Menurutnya, NU merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah NKRI dan selama ini NU telah memberikan kontribusi besar dalam menjaga kedamaian bangsa Indonesia ini.
“Ini adalah bukti sejarah, betapa besarnya peran dan perjuangan NU,” tutur pemilik nama panggilan Haji Her.
Selanjutnya, ia menuturkan NU mengajarkan cinta damai dalam hidup berbangsa dan bernegara dengan menghargai segudang perbedaan ras, suku, dan agama. Bagi NU, perbedaan tidak menjadi alasan untuk berpecah belah dalam bingkai bhinneka tunggal ika.
“NU menjaga kerukunan umat beragama yaitu hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam kehidupan masyarakat dan bernegara,” pungkasnya.
Sementara itu, Dr. K.H. Marzuqi Mustamar, ketua PWNU Jatim, dalam momentum satu abad NU mengajak kepada semua ummat islam ini untuk senantiasa tingkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah.
“Mengajak seluruh warga Nahdliyin dan juga masyarakat untuk mensyukuri atas masuknya abad kedua NU dan mencintai baginda Nabi Muhammad SAW,” ajaknya.
Kemudian, ia mengajak kepada warga NU agar bersatu dan tidak terpecah belah. Ia meminta agar menyudahi wacana yang berkembang di publik tentang adanya istilah NU struktural dan NU kultural. Ia tak ingin ada dikotomi di antara warga NU.
“Warga NU yang ada di struktural mempunyai tugas mengurus organisasi. Adapun mereka yang tidak ada di jajaran pengurus mengayomi masyarakat. Oleh sebab itu, warga NU harus bersatu tanpa ada dikotomi dua istilah tersebut, ” pungkasnya.