Jombang, SuaraNet – Forum Komunikasi Mahasiswa Santri Banyuanyar Nasional (FKMSB) menggelar Kongres Ke-XIII di Aula Gedung Bung Tomo, Pemkab Jombang, pada Sabtu (22/2) pagi. Kongres yang diadakan setiap dua tahun sekali ini mengusung tema “Santri dan Bonus Demografi Wujudkan Indonesia Emas 2045.”
Ketua FKMSB Nasional, M. Faizol, dalam sambutannya mengatakan bahwa kongres ini merupakan bagian dari mekanisme organisasi yang dijalankan secara berkala.
“Kongres yang dilaksanakan dua tahun sekali ini adalah bagian dari progres hukum organisasi,” ujar Faizol.
Menurut Faizol peran santri dalam menghadapi bonus demografi, menegaskan pentingnya penguatan literasi dan digitalisasi untuk mendukung Indonesia Emas 2045.
“Santri dan FKMSB adalah ikatan yang tidak bisa dipisahkan. Dalam konteks bonus demografi, kita harus terus mendorong spirit edukasi agar generasi mendatang melek literasi dan digitalisasi,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Peradaban, Prof. Dr. H. Zainuddin Syarif, M.Ag., mengingatkan agar santri tetap berpegang pada tradisi meskipun berada dalam era perubahan.
“Sehebat-hebatnya kita, jangan sampai lupa tradisi santri kita,” ujar Zainuddin.
Ia juga mengutip pesan dari almarhum RKH. Mohammad Syamsul Arifin mengenai pentingnya pemberdayaan sumber daya manusia dan peran santri dalam memanfaatkan sumber daya alam.
“Alm. RKH. Mohammad Syamsul Arifin selalu menyampaikan bahwa santri harus berada di garda terdepan dalam pemberdayaan manusia agar memiliki daya saing,” imbuhnya.
Kongres ini menjadi ajang bagi mahasiswa santri untuk merumuskan peran strategis mereka dalam menghadapi tantangan masa depan, khususnya dalam mempersiapkan generasi yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045.