Jakarta, SuaraNet – HR Muhammad Syafii, Wakil Menteri Agama memastikan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2025 akan mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Jika pada 2024 biaya haji rata-rata mencapai Rp 93,4 juta, pada 2025 biaya tersebut diperkirakan turun ke angka sekitar Rp 80 juta.
“InsyaAllah di usulan awal saja sudah turun, jadi bisa mencapai sekitar Rp 80 juta-an,” ujar Wamenag di Kantor Kemenag, Jakarta, Senin (30/12).
Penurunan biaya ini direncanakan melalui efisiensi di sejumlah sektor, terutama transportasi. Menurut Wamenag, langkah efisiensi didukung oleh pemotongan biaya transportasi udara yang sebelumnya telah diupayakan oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Presiden sudah memotong 10 persen ongkos pesawat, dan kalau itu berlaku untuk haji, maka dampaknya akan signifikan,” jelasnya.
Selain transportasi, efisiensi juga dilakukan pada layanan hotel dan fasilitas di Armuzna selama puncak ibadah haji. Menurut Wamenag, dengan banyaknya perusahaan penyedia layanan yang berkompetisi, harga layanan dapat ditekan.
“Dulu perusahaan penyedia layanan terbatas sehingga cenderung monopoli, tapi sekarang banyak yang daftar, jadi lebih kompetitif,” katanya.
Masa tinggal jamaah haji di Arab Saudi juga menjadi perhatian. Pemerintah sedang mempertimbangkan skema baru, termasuk mendaratkan pesawat besar di Thaif agar tidak terganggu slot penerbangan negara lain.
Hal ini diharapkan dapat mengurangi durasi tinggal jamaah menjadi 31 hari, khususnya untuk memudahkan jamaah lansia.
“Kita masih harus bekerja lebih lanjut, tapi kalau pesawat bisa mendarat di Thaif, rencana 31 hari bisa terwujud,” pungkasnya.
Penulis : Anam Khair
Editor : Fahrur Rozi