Surabaya, SuaraNet – Debat perdana calon wakil bupati (Cawabup) Bojonegoro yang semula disusun sebagai panggung visi-misi kandidat berakhir ricuh.
Acara yang diinisiasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bojonegoro, Sabtu (19/10) malam itu, terpaksa dibatalkan setelah terjadi ketegangan antara tim pendukung kedua pasangan calon.
Perselisihan mencuat saat Farida Hidayati, Cawabup nomor urut 1, pasangan dari Teguh Haryono, memanggil rekannya, Teguh, untuk naik ke panggung. Hal ini memicu kericuhan di kalangan pendukung pasangan calon nomor urut 2, Wahono dan Nurul Aziah, karena debat kali ini disepakati hanya diikuti oleh calon wakil bupati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Farida mengutip peraturan KPU untuk mendukung tindakannya memanggil Teguh ke atas panggung. Ia menyatakan, kehadiran cabup dalam debat cawabup adalah bagian dari satu kesatuan gagasan dan strategi yang sudah direncanakan bersama.
Namun, tindakan ini memicu protes keras dari tim lawan. Teguh sempat menyampaikan ketidaksenangannya di depan publik, mempertanyakan letak kesalahannya. “Peraturan mana yang saya langgar?” katanya, di tengah suasana gaduh.
KPU yang berupaya mendamaikan situasi akhirnya tidak mampu menenangkan kericuhan yang terjadi. Debat perdana tersebut akhirnya dinyatakan batal oleh moderator. Dalam situasi ini, masing-masing kubu saling mempertahankan posisinya.
Tim paslon 1 menuntut KPU untuk mengizinkan format debat lengkap dengan kehadiran cabup, sementara tim paslon 2 meminta KPU tegas mengikuti kesepakatan awal.
“Sesuai kesepakatan dan berita acara, debat ini seharusnya hanya untuk wakil bupati,” ujar Nurul Aziah, Cawabup nomor urut 2, yang merasa kecewa atas ketidakkondusifan acara.
Meski begitu, ia berharap debat berikutnya dapat terlaksana tanpa insiden serupa, agar masyarakat Bojonegoro dapat melihat visi-misi dari tiap pasangan calon secara utuh.
Penulis : Anam Khair
Editor : Fahrur Rozi