Tasamuh, Pendidikan Empati dan Estetika Keseragaman

- Publisher

Senin, 18 Maret 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ach. Nuruddin, Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa Ikatan Qori dan Dai UKM IQDA IAIN Madura

Ach. Nuruddin, Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa Ikatan Qori dan Dai UKM IQDA IAIN Madura

SuaraNet – Tasamuh, pendidikan empati, dan estetika keseragaman adalah tiga konsep yang sangat penting dalam masyarakat modern. Tasamuh mengacu pada sikap toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan antarindividu atau kelompok. Pendidikan empati adalah proses penting dalam mengembangkan kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain, sehingga kita dapat bertindak dengan lebih bijak dan empatik.

Estetika keseragaman, di sisi lain, mencerminkan pentingnya menciptakan lingkungan sosial yang harmonis dan seimbang, di mana setiap individu merasa diterima dan dihargai tanpa diskriminasi berdasarkan perbedaan apapun. Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk menghargai keragaman dalam segala bentuknya, baik itu budaya, agama, ras, dan lain sebagainya.

Dengan memperkuat pendidikan empati dan mengamalkan sikap tasamuh, kita dapat menghindari terjerumus ke dalam paradigma buruk seperti fanatisme dan intoleransi. Hal ini sangat penting untuk mencegah terjadinya konflik sosial yang dapat menghancurkan kehidupan bersama. Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang keseragaman estetika, kita juga dapat menciptakan lingkungan yang lebih damai dan harmonis bagi semua orang.

Baca Juga  Psikologi Uang: Pengaruhnya terhadap Keuangan dan Cara Mengelolanya

Pentingnya nilai-nilai seperti tasamuh, pendidikan empati, dan estetika keseragaman dalam masyarakat tidak dapat diragukan lagi bagaimana cara kita mencintai keberagaman yang dihargai sebagai sumber kekayaan dan inspirasi sosial.

Dalam era di mana polarisasi dan ketegangan seringkali mengintai, nilai-nilai ini menjadi pondasi yang kokoh untuk membangun masyarakat yang lebih damai, adil, dan harmonis. Kita perlu terus mendorong dan mengamalkan tasamuh, pendidikan empati, dan estetika keseragaman dalam setiap aspek kehidupan kita, mulai dari lingkungan keluarga hingga lingkup global. Hanya dengan memperkuat nilai-nilai ini, kita dapat menciptakan dunia yang lebih manusiawi bagi semua individu dan generasi mendatang.

Dalam Islam, tasamuh atau toleransi sangat dihargai, bahkan terdapat hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang menyatakan, “Barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia, dia tidak bersyukur kepada Allah.” Hadis ini mengajarkan pentingnya menghargai dan bersyukur atas kontribusi dan keberadaan orang lain dalam kehidupan kita. Hal ini mencerminkan sikap toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan.

Pendidikan empati juga ditekankan dalam Islam. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Kamu tidak sempurna imanmu sampai kamu mencintai untuk saudaramu apa yang kamu cintai untuk dirimu sendiri.” Hadis ini mengajarkan pentingnya memahami perasaan dan kebutuhan orang lain serta berempati terhadap mereka seperti yang kita lakukan terhadap diri sendiri.

Baca Juga  Menjadi Stoik, Santai dan Gaya di Tengah Hidup Moderen

Estetika keseragaman, meskipun tidak secara langsung disebutkan dalam hadis, dapat dipahami melalui prinsip-prinsip Islam yang mengajarkan persatuan, keadilan, dan kesetaraan di antara umat manusia, dalam Al-Quran Surah Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT berfirman, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.” Ayat ini menegaskan pentingnya menghormati dan menghargai perbedaan antarindividu dan kelompok, serta membangun keseragaman dalam bingkai keadilan dan persatuan.

*) Nuruddin – Ketua Umum Unit Kegiatan Mahasiswa Ikatan Qori dan Dai UKM IQDA IAIN Madura 

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi SuaraNet.id

Penulis : Achmad Nuruddin

Editor : Fahrur Rozi

Berita Terkait

Mengurai Misteri Dana Hibah Jatim: Siapa Dalang di Balik Kerugian Negara?
Intelektual Organik dalam Perjuangan Sosial dan Politik di Indonesia
Konflik Palestina: Ketika Dunia Diam, Rakyat Sipil Harus Bergerak
Drama Posko Pengaduan BSPS: Topeng Kepura-puraan DPRD Sumenep di Tengah Skandal Pokir
Serial Culture Shock 2025 Perjalanan Riko, Remaja Daerah yang Terseret Arus Ibu Kota
Media Sosial dan Perubahan Paradigma Komunikasi
Daulat yang Tergadai: Menyoal Demokrasi dalam Bayang-Bayang Kekuasaan
Potret Pilkada Sumenep: Cerminan Demokrasi Madura

Berita Terkait

Senin, 19 Mei 2025 - 14:44 WIB

Mengurai Misteri Dana Hibah Jatim: Siapa Dalang di Balik Kerugian Negara?

Senin, 28 April 2025 - 00:17 WIB

Intelektual Organik dalam Perjuangan Sosial dan Politik di Indonesia

Rabu, 23 April 2025 - 04:23 WIB

Konflik Palestina: Ketika Dunia Diam, Rakyat Sipil Harus Bergerak

Senin, 21 April 2025 - 03:33 WIB

Drama Posko Pengaduan BSPS: Topeng Kepura-puraan DPRD Sumenep di Tengah Skandal Pokir

Kamis, 6 Maret 2025 - 03:44 WIB

Serial Culture Shock 2025 Perjalanan Riko, Remaja Daerah yang Terseret Arus Ibu Kota

Berita Terbaru