Khazanah, SuaraNet– RKH Muhammad Syamsul Arifin, tokoh ulama kharismatik, lahir pada 6 Juni 1945 di Desa Aengsanah, Kecamatan Palenggaan, Kabupaten Pamekasan. Beliau adalah putra dari Kiai Abd. Latif dan Nyai Alwiyah Zayyidi, yang merupakan cucu dari Nyai Salma binti RKH Abdul Hamid bin Isbat, pendiri Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar.
Sebagai keturunan langsung dari garis keilmuan pesantren, RKH Muhammad Syamsul Arifin memiliki hubungan erat dengan Pondok Pesantren Banyuanyar. Nasabnya merujuk pada keturunan Buyut Congkop Pakes yang terhubung dengan warisan keilmuan pesantren tersebut.
Pribadi yang Istiqomah
RKH Muhammad Syamsul Arifin dikenal sebagai sosok yang istiqomah. Istiqomah, yang berarti konsistensi dan keteguhan dalam menjalankan ajaran agama, menjadi inti kepribadian beliau. Hal ini terlihat dalam beberapa aspek:
Kiai Muhammad selalu menempatkan ibadah sebagai landasan hidupnya. Beliau senantiasa istiqomah dalam shalat berjamaah, membaca Al-Qur’an, dan melaksanakan qiyamul lail. Bagi beliau, keistiqomahan dalam ibadah adalah wujud ketundukan kepada Allah yang mutlak.
Sebagai pendidik, RKH Muhammad Syamsul Arifin mendedikasikan hidupnya untuk berbagi ilmu. Beliau mengorbankan kepentingan pribadi demi mendidik santri. Tidak hanya melalui pelajaran formal, tetapi juga melalui teladan perilaku sehari-hari. Bahkan dalam berinteraksi dengan tamu, sahabat, dan santri, beliau selalu menyelipkan nilai-nilai hikmah.
Kalam Hikmah Sang Kiai Istiqomah
Kiai Muhammad meninggalkan warisan berupa nasihat yang sarat makna. Berikut sepuluh kalam hikmah beliau yang terus hidup di hati santri dan masyarakat:
1. “Mumpung masih muda, kerjakan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Kalau sudah tua begini, akan semakin sulit” -Alm. RKH. Muhammad Syamsul Arifın
2. “Berusahalah untuk mampu memahami semua apa yang dipelajari di Pondok, Jika ada (materi) yang tertinggal, lihat dan salinlah pelajaran milik teman kalian, lalu muthala’ah bersama. Dan jika ada hal tidak difahami, tanyakanlah (kepada orang yang lebih faham)” -Alm. RKH. Muhammad Syamsul Arifin
3. “Bacalah Istighfar sebayak-banyaknya, karena manusia mempunyai sifat salah dan lupa” -Alm. RKH. Muhammad Syamsul Arifin
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ .4
Sesungguhnya orang yang paling muliadiantara kamu disisi Allah, ialah orang yang paling takwa diantara kamu” -Alm. RKH. Muhammad Syamsul Arifin
5. “Santri Tidak Ada Bedanya Dengan Yang Bukan Santri Kecuali Karena Akhlaq Dan Keistiqomahannya” -Alm. RKH. Muhammad Syamsul Arifin
6. “berbuat baik pada orang lain sama halnya berbuat baik pada diri sendiri” -Alm. RKH. Muhammad Syamsul Arifin
7. “Kesuksesan yang sejati adalah saat kita dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Itulah kesuksesan hakiki, kesuksesan abadi, juga puncak dari semua keinginan setiap orang yang hidup di dunia ini”-Alm. RKH. Muhammad Syamsul Arifin
8. “Mon Terro Bhejre’eh, ke dua-duanya harus padeh e ka olle salamet deri NERAKAH Masok de’ Ka SOWARGEH” -Alm. RKH. Muhammad Syamsul Arifin
9. “Jangan pergi meninggalkan tempat dudukmu sebelum dirimu menanam (meninggalkan) kebaikan disana” -Alm. RKH. Muhammad Syamsul Arifin
10. “Tadha’ Kabhongaan Angeng Elmo Se Manfaat, Sareng Takok Dha’ Allah Taala, Karna Ghapaneka SE daddi kaontongan sareng kamoljheen Dunya akherat” -Alm. Rkh. Muhammad Syamsul Arifin
Nasihat-nasihat ini menjadi cerminan kebijaksanaan beliau yang tidak hanya relevan di masanya, tetapi juga abadi sepanjang zaman.