SuaraNet – Di era digital, media sosial menjadi tempat berbagi berbagai momen, termasuk foto makanan. Namun, ada kebiasaan yang sering ditemui, yaitu mengunggah foto makanan di siang hari, terutama saat bulan Ramadan. Dalam Islam, segala tindakan sebaiknya mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu diperhatikan terkait fenomena ini dalam perspektif Islam.
1. Menghormati Orang yang Berpuasa
Mengunggah makanan di siang hari saat Ramadan dapat berpotensi mengurangi kenyamanan orang yang sedang berpuasa. Islam mengajarkan pentingnya menghormati sesama, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan ibadah. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari & Muslim)
Jika suatu unggahan tidak membawa manfaat dan berpotensi mengganggu orang lain, sebaiknya dipertimbangkan kembali sebelum dipublikasikan.
2. Menjaga Niat dalam Menjalankan Aktivitas
Dalam Islam, niat menjadi hal yang utama dalam setiap perbuatan. Mengunggah makanan di media sosial dapat bermakna berbagai hal, termasuk sebagai bentuk berbagi informasi atau sekadar membagikan kebahagiaan. Namun, penting untuk memastikan bahwa tindakan tersebut tidak berpotensi menimbulkan rasa iri atau pamer yang tidak disadari. Allah berfirman:
“Dan janganlah engkau memalingkan wajahmu dari manusia karena sombong dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)
Menjaga kesederhanaan dan kehati-hatian dalam berbagi adalah bagian dari adab dalam bermedia sosial.
3. Memahami Adab di Media Sosial
Islam mengajarkan bahwa setiap interaksi, termasuk di media sosial, harus dilakukan dengan adab yang baik. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia tidak mengganggu tetangganya.” (HR. Bukhari & Muslim)
Dalam konteks digital, “tetangga” dapat diartikan sebagai orang-orang yang melihat unggahan kita. Jika suatu unggahan dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang lain, mempertimbangkan waktu dan cara berbagi adalah langkah yang bijak.
4. Mengendalikan Diri dalam Perbuatan
Salah satu hikmah puasa dalam Islam adalah melatih pengendalian diri. Tidak hanya dalam menahan lapar dan haus, tetapi juga dalam mengendalikan tindakan yang berpotensi memengaruhi orang lain. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Puasa bukan hanya menahan makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan buruk.” (HR. Ibnu Majah)
Jika mengunggah makanan berpotensi menggoda orang yang sedang berpuasa, ada baiknya mempertimbangkan kembali apakah hal tersebut memang perlu dilakukan.
5. Menjaga Kesederhanaan dalam Kehidupan Sehari-hari
Islam menganjurkan untuk hidup sederhana dan tidak berlebihan dalam menampilkan kenikmatan dunia. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah kehidupan dunia yang dilimpahkan kepada kalian.” (HR. Bukhari & Muslim)
Menikmati makanan enak tentu tidak dilarang, namun menjaga keseimbangan dalam berbagi agar tidak berlebihan adalah bagian dari ajaran Islam.
Mengunggah makanan di siang hari, terutama saat Ramadan, adalah pilihan pribadi. Namun, Islam mengajarkan untuk selalu mempertimbangkan manfaat dan dampaknya terhadap orang lain. Jika tidak ada maslahat yang jelas, menahan diri bisa menjadi langkah terbaik. Menyesuaikan waktu berbagi, seperti saat berbuka puasa, dapat menjadi alternatif agar lebih sesuai dengan nilai-nilai Islam. Bagaimana pandangan Anda tentang hal ini?