Jakarta, SuaraNet – Gedung MPR/DPR RI menjadi perbincangan setelah direkayasa menjadi simbol sindiran di Google Maps. Dalam direktori, sejumlah nama-nama yang bernada sindiran terpampang jelas. Pada Senin (3/7) siang.
Hal tersebut diketahui dengan adanya sebutan seperti Kebun Binatang Terbesar di Asia, Sampah Negara, dan Banteng Tidur.
Irma Suryani Chaniago, Anggota Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI, ingatkan pentingnya kebebasan berpendapat yang diiringi oleh etika dan moral.
Ia mengungkapkan rasa kesedihannya ketika mengetahui bahwa kebebasan berpendapat di Indonesia sering kali diinterpretasikan dengan cara yang salah, yakni tanpa mempertimbangkan etika, moral, dan tata krama berbicara.
“Sebagai bagian dari BURT DPR RI, saya merasa sedih melihat fakta bahwa kebebasan berpendapat di Indonesia telah terdistorsi. Kebebasan berpendapat seharusnya tetap menjunjung tinggi etika, moral, dan kepatutan dalam berbicara,” ujar ungkapnya (3/7).
Ia menegaskan bahwa mereka bukanlah orang yang alergi terhadap kritik. Namun, ia mengkritik penggunaan kata-kata yang tercantum dalam direktori Gedung DPR di Google Maps. Menurutnya, kritik seharusnya disampaikan dengan bahasa yang lebih bermartabat dan tidak menggunakan ungkapan-ungkapan seperti yang terlihat dalam direktori tersebut, seperti ‘kebun binatang’ atau ‘kotoran’.
“Saya tidak alergi terhadap kritik, karena sebagai anggota DPR, saya sendiri selalu mengkritik pemerintah ketika program mereka berdampak negatif pada kondisi sosial dan ekonomi rakyat. Namun, kata-kata dan narasi yang digunakan seharusnya tidak mencerminkan hal-hal seperti ‘kebun binatang’ atau ‘kotoran’,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyadari bahwa masih terdapat kinerja DPR yang perlu diperbaiki, meskipun dia mengakui bahwa ada kebijakan lain yang sudah dilaksanakan dengan baik. Dia juga menyoroti kurangnya pengawasan disiplin partai politik terhadap anggotanya di DPR.
“Saya secara pribadi menyadari bahwa masih ada banyak hal yang perlu diperbaiki di DPR RI terkait kinerja dan lain-lain. Namun, hal tersebut tidak boleh mengaburkan kinerja baik dari sebagian besar anggota DPR yang telah menjalankan tugasnya dengan baik dan luar biasa sebagai wakil rakyat,” lanjutnya.
Ia juga bahas terkait, “Buruknya citra DPR tidak lepas dari kurangnya disiplin partai politik terhadap perilaku anggota DPR. Oleh karena itu, saya mendorong partai politik untuk memperketat kinerja berbasis disiplin.
Tak hanya itu, ia menyampaikan agar partai politik tidak hanya fokus pada perolehan kursi, tetapi juga memastikan kehadiran anggotanya di DPR. Menurutnya, partai politik harus mampu mendisiplinkan anggota-anggotanya agar citra dan integritas para wakil rakyat dapat dipercaya oleh masyarakat.
“Partai politik harus memperketat kinerja berbasis kedisiplinan agar anggota DPR yang terpilih tidak hanya mencari kursi, tetapi juga aktif hadir di DPR. Marwah wakil rakyat ini haruslah mampu dipercaya oleh rakyat,” sampainya.