Perjuangan Slaman Menyelamatkan Desa Lembung dari Abrasi dengan Hutan Mangrove

- Publisher

Kamis, 8 Juni 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ekowisata mangrove menyalamagkan desa dari ancaman kerusakan. (Foto: @enjoypamekasan)

Ekowisata mangrove menyalamagkan desa dari ancaman kerusakan. (Foto: @enjoypamekasan)

SuaraNet, PamekasanPada tahun 1986-an Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Madura terancam musnah akibat abrasi. Air laut perlahan mengikis bibir pantai dan menghancurkan tambak sekitar. Bahkan saat gelombang laut meninggi air laut naik ke rumah warga.

Ancaman kerusakan ekosistem kala perubahan iklim semakin menghawatirkan bagi warga setempat. Hal itu disampaikan oleh Slaman (51) salah seorang warga Desa Lembung, Pamekasan, Selasa, (6/5).

“Air laut saat pasang masuk ke dapur dan rumah warga. Jika dibiarkan yang jelas warga Lembung tidak akan bertahan,” kata Slaman.

Untuk menjaga desanya dari kerusakan akibat abrasi waktu itu, membuat Slaman menekuni perluasan hutan mangrove atau yang disebut dengan hutan bakau.

Pada awal penanaman, cerita Slaman, tahun 1986-an dirinya mengikuti ayahnya menanam satu sampai tiga mangrove di bibir pantai. Sampai kini, di tahun 2020 hutan mangrove seluas 46 hektar dan air tidak kembali naik ke rumah warga.

“Saya merawat mangrove sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Waktu itu, saya kelas IX,” tuturnya.

Baca Juga  Turut Sukseskan Mudik Gratis ke Pulau Raas, Rudy Susanto: Meringankan Beban Masyarakat Pulau

Tidak hanya menyelamatkan lingkungan, hutan mangrove mendapatkan berbagai penghargaan setelah dibentuknya komoditi kopi mangrove pada tahun 2012. Yakni, menjadi perwakilan pada ajang AMD (Anjang Kontes Modifikasi) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia di Jakarta pada tahun 2013.

Sejak meraih juara 1 tingkat nasional kategori Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, penghargaan dari KKP dan sampai saat ini warga sekitar hutan mangrove tetap produktif. Mereka membuat kopi dari buah pohon mangrove yang disebut dengan kopi malam Jum’at.

“Pada tahun 2012 kami membuat komoditi kopi mangrove yang terus bereksperimen (dari pohon mangrove),” ucap dia.

“Dari berbagai penikmat kopi mangrove mengaku mendapat efek yang bermacam-macam, ada yang tidak bisa tidur bahkan ada yang mengaku bertambah kejantanannya,” tambah Slaman.

Suaranet.id
Slaman, sosok aktivis lingkungan yang menjaga hutan mangrove.

Kerendahan Hati Slaman dalam Menjaga Hutan Mangrove

Slaman menerangkan tidak mudah menjaga hutan mangrove apalagi pernah ada pembakaran posko atau gubuk di area mangrove. Bahkan ada yang mencabut bibit mangrove yang ditanam oleh kelompoknya.

Namun kejadian tersebut, tidak membuat Slaman menyerah dalam menjaga dan terus melestarikan hutan mangrove.

Baca Juga  Bea Cukai Madura Gencarkan Upaya Edukasi Cukai bagi Pelaku Usaha

“Merawat lingkungan yang paling dibutuhkan adalah keikhlasan. Banyak orang inovatif, pintar tapi tidak ikhlas. Yang kedua, adalah keuletan, sikap tidak gampang menyerah,” kata Slaman.

Lebih lanjut, dia merasa bangga ketika mendapat kunjungan dari kalangan akademisi. Mulai dari siswa SD, SMP, SMA bahkan dari perguruan tinggi.

“Ada yang dari SD, SMP dan mahasiswa. Kadang ikut membantu dalam penanaman,” pungkasnya. 

Ekowisata dan Edukasi

Berkat kosistensi dan perjuangan Slaman dalam menjaga dan melestarikan Hutan bakau ini membuat keindahan alam mangrove kian diminati oleh wisatawan.

Wisatawan akan diperkenalkan dengan pemandangan yang menakjubkan saat memasuki hutan mangrove di Desa Lembung ini.

Hutan bakau dengan akar-akarnya yang menjulang tinggi menciptakan lanskap yang menakjubkan dan memberikan rumah bagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan langka. Pemandangan sungai yang berliku-liku dan airnya yang jernih menambah daya tarik wisata ini.

Wisata mangrove juga menawarkan kesempatan untuk mendukung pelestarian lingkungan dan mempromosikan kesadaran akan pentingnya ekosistem pesisir.

Selain keindahannya, ekosistem mangrove juga memberikan berbagai manfaat yang penting. Mangrove berperan sebagai pelindung pantai alami dengan akarnya yang kuat mampu mengurangi dampak gelombang dan badai. Mereka juga berfungsi sebagai tempat penangkapan ikan dan sumber makanan bagi masyarakat lokal.

Baca Juga  Menyelami Kelezatan Kuliner Pulau Garam

Selain itu, hutan bakau juga berperan dalam mengurangi emisi karbon dan membantu mengatasi perubahan iklim.

“Wisata mangrove ini kerapkali didatangi dan dijadikan tempat belajar bagi mahasiswa, siswa untuk lebih mengenal tentang lingkungan,” pungkas Slaman.

Berita Terkait

Ini Manfaat Durian yang Tak Banyak Orang Tau
Jangan Salah Pilih! Begini Tips Memilih Durian Terbaik
Turut Sukseskan Mudik Gratis ke Pulau Raas, Rudy Susanto: Meringankan Beban Masyarakat Pulau
Emas Antam Cetak Rekor Baru, Tembus Rp1,17 Juta per Gram!
5 Kuliner Khas Pamekasan yang Wajib Dicoba!
Tak Semua Orang Tahu! Ini Tradisi Tahun Baru di Berbagai Negara
10 Fakta Unik Tentang Indonesia yang Mungkin Belum Anda Ketahui
Yuk Intip! 8 Keajaiban Alam di Jawa Timur yang Memanjakan Wisatawan

Berita Terkait

Senin, 20 Januari 2025 - 22:13 WIB

Ini Manfaat Durian yang Tak Banyak Orang Tau

Senin, 20 Januari 2025 - 21:56 WIB

Jangan Salah Pilih! Begini Tips Memilih Durian Terbaik

Jumat, 5 April 2024 - 12:28 WIB

Turut Sukseskan Mudik Gratis ke Pulau Raas, Rudy Susanto: Meringankan Beban Masyarakat Pulau

Rabu, 6 Maret 2024 - 10:01 WIB

Emas Antam Cetak Rekor Baru, Tembus Rp1,17 Juta per Gram!

Senin, 25 Desember 2023 - 14:30 WIB

5 Kuliner Khas Pamekasan yang Wajib Dicoba!

Berita Terbaru

A, paman dari korban, mengambil langkah berani untuk melaporkan dugaan pelecehan seksual yang dialami keponakannya. Pada Senin, 17 Februari 2025. (Dok/ist)

Berita

Ayah Tiri di Sumenep Rudapaksa Putrinya Selama 5 Tahun

Selasa, 18 Feb 2025 - 11:46 WIB

Khazanah

Panduan Shalat Dhuha dan Keutamaannya, Yuk Intip

Selasa, 18 Feb 2025 - 08:58 WIB