Gresik– Sejumlah perempuan yang tergabung dalam Komunitas Wanita Peduli Lingkungan (Wadulink) di Desa Sumengko, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, Jawa Timur memanfaatkan kelor untuk diolah jadi berbagai macam produk, Minggu, (9/4 2023).
Mereka berhasil panen sekitar 3 kg kelor dan berencana memanfaatkan untuk Kerupuk Kelor (PULOR), Tepung Moringa, Brownies Moringa dan Teh Moringa. Mereka memanfaatkan kelor yang tumbuh tak bertuan di bantaran sungai salah satu anak sungai Brantas.
Gotri salah satu anggota Wadulink Sumengko mengatakan bahwa bantaran sungai cukup memiliki sumber pangan yang melimpah. “Bantaran sungai selalu menyuguhkan manfaat bagi kami, banyak tanaman sayur salah satunya kelor yang bisa kami manfaatkan untuk berbagai olahan makanan yaa,” katanya.
Dia mengaku bahwa saat ini bantaran sungai beralih fungsi menjadi bangunan permanen bukan lagi Ruang Terbuka Hijau (RTH). “Iya ya saya itu. Sangat disayangkan kalau bantaran sungai didirikan bangunan permanen. Karena tidak bisa ditanami sayuran dan TOGA. Eman karena fungsinya hilang. Padahal hasil panen bisa dijual untuk tambah ekonomi loh,” tegasnya.
Mewakili Wadulink, dia berharap bantaran sungai setempat tetap berfungsi sebagai RTH yang bisa menghidupkan perekonomi masyarakat yang hidup di sepanjang sungai.
Tonis Afrianto Pegiat Zero Waste dari Ecological Observation and Wetland Conservation (ECOTON) mengatakan, Alih fungsi lahan bantaran menjadi bangunan permanen sebenarnya prakteknya sudah sejak dulu, namun saat ini lebih masif.
Dia menambahkan, pemerintah pun melalui BBWS BRANTAS sudah berupaya sosialisasi untuk pencegahan itu terjadi seperti pemasangan papan himbauan namun tidak digubris.
“Kami ECOTON yang sejak 23 tahun mengabdikan diri untuk ikut menjaga sungai merangkul masyarakat agar ikut mengawasi pelanggaran2 yg terjadi di sungai. Salah satunya membentuk kelompok masyarakat pengawasan atau komunitas yang ikut berkontribusi untuk menjaga kawasan sungai,” katanya.
Tonis mengapresiasi aktivitas dilakukan Wadulink Sumengko. Karena mereka berupaya mempertahankan lahan bantaran dengan menanaminya dengan tanaman pangan yang bermanfaat dari segi ketahanan pangan dan ekonomi.
Dengan cara itu masyarakat tidak sembarangan mendirikan bangunan diatas bantaran sungai yang sejatinya untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH).