SuaraNet, Pamekasan – Dr. Syaiful Hadi, M.Pd Rektor Institut Agama Islam Negeri Madura (IAIN MADURA) ungkap kemajuan IAIN Madura untuk menjadi UIN.
Ia menyampaikan proses peralihan IAIN Madura menjadi UIN mulai dari September 2022 dan kini selangkah lebih maju untuk mencapai cita-cita rektor IAIN Madura.
“Alhamdulillah bahwa proses peralihan ini kita lakukan mulai dari September 2022 yang lalu mulai dari terlibat dalam rangka rapat-rapat koordinasi transformasi kelembagaan yang dilakukan oleh KASUDIP kelembagaan dibawah rektorat seluruh Perguruan Tinggi PTKIN Se Indonesia Kementerian Agama RI Agar Seluruh Kampus IAIN Yang ada di Indonesia bertransformasi,” ungkapnya saat diwawancarai langsung di Ruang Rektorat pada Rabu (31/05) siang.
Lebih lanjut, ia turut memaparkan terkait kesiapan IAIN Madura menjadi UIN mengenai persyaratan dan sarana prasana yang sudah diaplikasikan, ia sebut hanya tinggal persyaratan administratif yang masih terus dilakukan.
“Instrumen yang ditetapkan bahwa kita sudah memenuhi syarat untuk bisa beralih menjadi UIN hanya saja tinggal satu persyaratan utama yang kemarin sempat belum usai yaitu mengenai luas lahan seluas sepuluh hektar yang harus di sediakan oleh IAIN Madura dan kemarin IAIN masih memiliki 5,3 Hektar dan Alhamdulillah,” paparnya.
“Hanya tinggal persyaratan administratif dari pengelolaan tersebut balik nama dari pemerintah kabupaten Pamekasan menjadi pemerintah Republik Indonesia kementerian agama. Hal ini yang kita ikhtiarkan dan kita kejar agar tidak lambat dalam momentum peralihan IAIN Madura ke UIN,” sambungnya.
Kemudian ia menegaskan seluruh mahasiswa ikut mendorong dan berpartisipasi dalam proses peralihan.
“Tentu mahasiswa sangat mendorong dan turut berkontribusi artinya apa mahasiswa kita dorong pola pikir IAIN ke UIN ini ikut terlibat secara signifikan utamanya adalah aspek akademik dan non akademik,” tegasnya.
Selanjutnya orang nomor satu di IAIN Madura ini turut menyinggung terkait demo-demo mahasiswa utamanya terkait Pamflet yang sempat viral Mengenai dirinya hak tersebut tidak menjadi hambatan akan tetapi menjadi penyemangat dan support untuk terus berbenah diri
“Terkait demo-demo mahasiswa apalagi Pamflet yang foto rektor yang dipajang viral seperti kemarin itu kami tidak menanggapi secara emosional, tentu hal ini menjadi support dan penyemangat bahwa sebenarnya hal-hal yang seperti itu boleh-boleh saja kita tidak jadikan sesuatu yang menghambat, akan tetapi menjadi upaya untuk mengoreksi diri bekerja yang lebih baik bahwa kedepan pengerjaan kita tidak hanya dikoreksi oleh mahasiswa tapi dikoreksi secara terstruktur tidak boleh ada yang salah,” ucapnya.
Ia turut tekankan kepada seluruh mahasiswa dan insan pers untuk selalu perhatikan hal apapun dengan sikap dan perilaku Tabayyun agar tidak kebablasan dalam mengambil langkah.
“Yang perlu saya tekankan bahwa kegiatan demo dan meviralkan sesuatu yang seharusnya sebagai insan pers Tabayyun dulu nah jadi dari sikap dan perilaku Tabayyun ini lah yang harus kita bentuk kepada mahasiswa agar tidak kebablasan saya sebagai pimpinan IAIN Madura selalu mengapresiasi hal yang positif sesuatu yang bernilai koreksi, saran, kritik dan lain sebagainya saya ambil secara terbuka dan kami tentu menerima bahwa mahasiswa kritiknya adalah kritik akademik yang patut di acungi jempol, tidak kita tinggalkan, yang penting adalah profesional tidak literit terhadap media-media sosial” pungkasnya.