Pamekasan– Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura secara resmi telah bertransformasi dan menyandang status baru sebagai Universitas Islam Negeri (UIN) Madura. Perubahan status ini ditandai dengan penyerahan Peraturan Presiden (Perpres) oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Bapak Nasaruddin Umar, kepada Rektor UIN Madura, Bapak Saiful Hadi, di Jakarta, pada Senin, 26 Mei 2025.
Perubahan nomenklatur ini merupakan langkah signifikan dalam pengembangan pendidikan tinggi Islam di Indonesia, khususnya di wilayah Madura.
Transformasi ini diharapkan dapat mendorong UIN Madura menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan Islam yang integratif dan inklusif, sekaligus berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia serta kemajuan daerah.
Bapak Saiful Hadi menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada seluruh pihak yang telah mendukung proses transformasi ini.
“Pencapaian ini adalah hasil dari upaya kolektif. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Menteri Agama, pemerintah daerah, seluruh sivitas akademika, dan seluruh elemen masyarakat yang telah memberikan dukungan penuh,” ujarnya.
UIN Madura akan mengusung konsep filosofi lokal Madura, “Taneyan Lanjhang,” yang merefleksikan nilai-nilai kebersamaan, keterbukaan, dan gotong royong. Filosofi ini akan menjadi landasan utama dalam visi akademik dan pembangunan kampus.
“Taneyan Lanjhang tidak hanya dimaknai sebagai konsep arsitektur dan sosial, melainkan kini menjadi roh dalam visi akademik dan pembangunan kampus kami,” tambah Bapak Saiful Hadi.
Ke depan, UIN Madura berkomitmen untuk membuka program-program studi baru yang relevan dengan kebutuhan Generasi Z dan tantangan global, termasuk dalam kerangka tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) 2045. Fokus utama pengembangan akan diarahkan pada integrasi ilmu keislaman dengan sains dan teknologi modern.
Saiful Hadi lebih lanjut menjelaskan arah strategis UIN Madura, dengan mengilustrasikan, “Halaman belakang kampus yang menghadap sawah mencerminkan pengembangan agrikultur dan kehutanan, sementara halaman depan yang menghadap laut adalah simbol keterbukaan terhadap dunia, potensi maritim, dan ekonomi biru.” Pungkasnya.