Teropong Klaster Sosial dalam Serial Peaky Blinders

- Publisher

Jumat, 24 Februari 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar: Ist

Gambar: Ist

Selain sebagai hiburan, industri film menjadi salah satu media untuk menyampaikan pesan, seperti  dakwah, kebudayaan, lelucon, sarkasme, satire, nilai dari ideologi tertentu bahkan dijadikan sebaga alat propaganda.

Melalui film tak jarang penonton dihadapankan dengan ide-ide, makna dan wacana antara sineas pembuat film dan masyarakat serta realitas sosial tentang masyarakat tertentu. Tak pelak industri kreatif perfilman menjadi salah satu yang sangat laris di pasaran. Beragam genre diproduksi guna menarik minat selera pasar.

Genre drama kriminal menjadi salah pilihan produksi yang banyak diminati. Salah satu yang ingin saya bahas adalah Peaky Blinders, film yang membuat saya berdecak kagum dengan kesempurnaan Cillian Murphy dalam memerankan Thomas Shelby sebagai tulang punggung keindahan serial film yang berlayar di Netflix yang sebelumnya lisensi resmi hak siarnya di BBC.

Cerita yang ditulis oleh Steven Knight ini bercerita tentang segerombolan orang yang hidup di Small Heath area di South-East Birmingham, West Midlands, Inggris. Mereka banyak melakukan tindakan kriminal berupa perampokan, penyelundupan senjata, intimidasi dan bisnis narkoba.

Kendati demikian, mereka sangat sangat dihormati oleh penduduk setempat.  Akan tetapi, seperti kebanyakan Mafia lainnya, mereka membuat aturan, jaminan dan konsekuensi kepada setiap orang yang memiliki keterikatan atau relasi baik bisnis, kuasa dan teritorial dengan mereka. Jika ada yang tidak mau mendengarkan, mereka tidak segan, membunuh dan membakar tempat, seperti yang dilakukan oleh John Shelby dan Arthur Shelby pada salah satu bar yang tidak memperlakukan Michel Gray Finn Shelby dengan baik.

Bias dari ketenarannya membuat komplotan ini tercium oleh pihak kepolisian pada saat itu Mayor Chester Campbell, yang diminta oleh Winston Churchill untuk menumpas Tentara Republik Irlandia (IRA), orang-orang komunis dan kelompok kriminal lainnya, sejak itu inspektur campbell rajin mengamati  gerak-gerik Peaky Blinders termasuk bisnis penyelundupan senjata yang dianggap paling canggih di zamannya, bahkan sang inspektur mengirim mata-mata bernama Grace untuk membantu mengawasi nya.

Cerita dalam film ini dimulai pada saat purna tugas sang aktor utama sebagai sersan Mayor, Thomas Shelby beserta kedua saudaranya Arthur Shelby dan John Shelby pada perang Dunia Pertama atau masa transisi perang Dunia Kedua.

Seperti yang kerapkali terjadi di berbagai tempat atau wilayah. Kemiskinan, pengangguran, ketidakmerataan lapangan pekerjaan , daya serap pekerja yang lemah, seringkali menciptakan kriminalitas dikalangan masyarakat kelas bawah. Semisal pencurian, perampokan, penjambretan, prostitusi bahkan pembunuhan. Hal-hal tersebut Cenderung dilakukan demi mencapai tujuan yang mereka kehendaki, terlebih dalam hal pemenuhan kebutuhan keberlangsungan hidup.

Surplus populasi dalam suatu wilayah dengan lemahnya ketersediaan lapangan pekerjaan memaksa orang-orang di kalangan ekonomi bawah melakukan perpindahan penduduk untuk mencari penghidupan baru yang lebih baik. Termasuk orang Irlandia yang nekat melakukan migrasi besar-besaran ke Inggris karena kondisi ekonomi yang buruk, padahal pada saat itu (awal abad 19) kondisi perekonomian Inggris juga dalam keadaan terpuruk. Ini yang menjadi pemicu kebencian orang Inggris kepada kelompok imigran Irlandia yang ada di Birmingham. Dimana dalam serial Peaky Blinders yang diangkat dari kisah nyata itu memang mereka tinggal, hidup dan mencari makan di kawasan itu.

Baca Juga  Kisah Cinta Berakhir: Andre Taulany Mengajukan Cerai dari Rien Wartia Trigina

Seiring dengan meredup nya feodalisme, terjadi perubahan relasi produksi menjadi relasi kerja upahan, ini juga berdampak pada surplus populasi yang besar di berbagai wilayah. Karl Marx pun mengelompokkannya sebagai surplus populasi relatif yang terdiri atas tiga kategori: Floating, Latent dan Stagnant. Populasi Floating terdiri dari pekerja tua atau mereka yang telah pensiun. Populasi Latent merupakan pekerja dari perdesaan yang bekerja di ladang namun secara musiman ke kota, sedangkan Populasi Stagnant terdiri dari pekerja dengan jam kerja tinggi, upah rendah dan bahkan sering tidak secara resmi yang mana hidupnya jauh di bawah standar hidup proletariat biasanya.

Berbagai tindakan diskriminatif terjadi kepada kelompok imigran seperti Hate Speech, tuduhan sebagai pencopet, pembunuh bahkan kanibal. Dengan harapan orang-orang Inggris lebih mudah meminimalisir populasi Irlandia di kawasan itu, tetapi perbuatan tersebut menyebabkan anak kecil dan remaja yang kehilangan orang tua mereka menjadi terbiasa melihat kekerasan di lingkungannya, mereka belajar keras atas tindakan kekerasan kepada pendahulunya.  Di sanalah cikal bakal komplotan preman kecil small Heath (termasuk peaky blinders) mendapatkan pendidikan nya.

Marx dan Engels dalam materialisme historis mengkategorikan kelas sosial dalam beragam corak produksi yang berbeda. Dalam sistem kapitalisme tentu kelompok kapitalis dan proletariat yang dominan. Tetapi Ada salah satu bagian samar dari strata sosial yang selama ini berkiprah dalam perang kelas namun namanya jarang sekali terangkat. Marx dan Engels menamakannya dengan sebutan yang khas, yaitu lumpenproletariat. Mereka menggunakannya pertama kali dalam The German Ideology (1846), lalu dalam beberapa tulisan lainnya seperti The Communist Manifesto (1848). Sering juga disebut “Dangerous Class” dan “Social Scum” pembahasan tentang ini bisa ditemukan di Das Kapital tentang surplus populasi relatif.

Secara sederhana Francesco Hugo menjabarkan Lumpenproletariat sebagai kategori sosial untuk menyebut sekelompok orang di lapisan paling bawah di dalam struktur masyarakat kapitalis. Sedangkan Marx sendiri mengkategorikan Lumpenproletariat dalam dua hal. Pertama dalam relasi ekonomi seperti yang sudah dijabarkan diatas, yakni Floating, Latent dan Stagnant dan ditambah Lumpenproletariat sebagai lapisan paling bawah dari ketiga kelas tersebut. Kelas sosial terbawah ini terdiri dari gelandangan, para kriminal, pekerja prostitusi dan kaum miskin kota.

Akan tetapi lebih dari itu, Marx membaginya lebih lanjut menjadi tiga kategori. Pertama, mereka yang sanggup bekerja namun tak kunjung mendapatkan pekerjaan sehingga tak memiliki hubungan langsung dengan relasi produksi kapitalisme. Kedua, anak yatim piatu serta anak-anak fakir miskin yang merupakan anak dari orang tua yang merupakan bagian dari surplus populasi dan kelak akan menjadi cadangan kelas pekerja. Ketiga, yaitu orang-orang yang berada di lapisan terbawah. Mereka termasuk orang-orang yang cedera dan lumpuh, sakit kronis, mengalami gangguan mental, janda tua, anak-anak dan yatim piatu yang terbuang, pecandu narkoba dan alkohol, mereka yang sudah melewati usia produktif, dan orang yang kemampuannya tertinggal oleh kemajuan teknologi serta industri kapitalisme. (baca: indoprogress.com)

Baca Juga  10 Fakta Menarik Tentang Film Barbie yang Wajib Kamu Ketahui!

Yang kedua Marx juga mengelompokkannya lagi sebagai kategori status sosial atau kultural dan gaya hidup. Akan tetapi Ia membagi kembali Lumpenproletariat dari kategori tersebut menjadi tiga kelompok. Pertama, konspirator revolusioner profesional. Merupakan orang-orang dari bagian lumpenproletariat yang membentuk perkumpulan rahasia untuk menciptakan revolusi. Yang kedua, Lumpenproletariat intelek. Merupakan orang-orang lumpenproletariat paham literasi yang bergabung dalam korespondensi media. Kelompok ini secara sadar tak sadar cenderung membela kepentingan borjuasi  untuk memberikan informasi versi mereka demi memenangkan pengaruh dalam pikiran serta pengetahuan publik. Yang ketiga, para aristokrat rendahan atau aristokrat finansial yang bagi kelas kapitalis bagai lumpenproletariat bagi proletariat. Merupakan kelompok yang tidak produktif, kelompok ini juga seperti benalu yang hidup dari perjudian,  pencurian, perampokan bahkan pembunuhan.

Dari paparan kelas di atas Kita bisa membayangkan dimana posisi peaky blinders berada. Thomas Shelby dalam pengakuannya kepada Laura McKee -seorang nasionalis kelas pekerja- “Aku hanya seorang pekerja yang mencari nafkah dengan cara yang jujur di jalan yang gelap”. Peaky blinders baik secara historis atau dalam cerita serial Peaky Blinders kerap berpakaian yang fashionable, khas dan mencolok. Tetapi nyaris tidak ada satu polisipun yang sembarangan menangkapnya. Mengapa demikian?

Kita bisa membaca kejahatan Peaky blinders dengan kacamata kriminologi. Misalnya Dalam Kriminologi bentuk kejahatan terbagi menjadi dua bagian umum salah satunya adalah bentuk kejahatan white collar crime atau kejahatan berkerah putih biasanya dilakukan oleh kelompok sosial kelas ekonomi atas, tindakan kriminal yang dilakukan berupa kecurangan bisnis, pemalsuan data perusahaan, korupsi, dan penyelundupan barang ilegal. Istilah ini pertama kali ditemukan oleh Hazel Koral yang menyebutkan berbagai tindak kejahatan di lembaga pemerintahan baik secara struktural yang melibatkan sekelompok orang atau tangan ketiga.

Tindakan kejahatan tidak melulu karena kebutuhan dasar terhadap keberlangsungan hidup seseorang melainkan banyak sekali faktor lain yang menjadi pemicu tindakan tersebut. Misalnya, ambisi kekuasaan, kerawanan kondisi sosial ekonomi, Penyelenggaraan pemerintah yang tidak transparan, penegakan hukum yang tidak tegas dan efektif, manajemen dan pengawasan yang kurang baik serta sifat bawaan manusia berupa keserakahan, ketamakan dan kerakusan yang menjadi pemicu utama kriminalitas terjadi.

Johann Miller menyebutkan dalam tulisannya beberapa karakter white collar crime pertama; Organizational Occupational crime (Kejahatan yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan). Kedua, Government Occupational Crime (Kejahatan yang dilakukan oleh pemerintah atau atas nama pemerintah). Ketiga, Professional Occupational crime (Kejahatan yang berkaitan dengan profesi). Keempat, Individual Occupational Crime (Kejahatan yang dilakukan secara individu).

Baca Juga  Anime Jujutsu Kaisen: Pertarungan Supernatural yang Penuh Daya Tarik, Otaku Wajiib Tahu!

Biasanya White collar crime ini tidak disadari perilakunya di sekitar kita, padahal  perilaku ini jauh lebih sering terjadi daripada Blue collar crime ,  tetapi karena perilaku ini lebih terstruktur, rapi dan menguntungkan beberapa kelompok orang. Maka jangankan untuk dilacak dan diungkap terkadang kita tidak menyadari kehadirannya. Mirip seperti kutipan Thomas Shelby “Ada Tuhan dan ada Peaky Blinders. Ini Sparkhill dan kita berada di Small Heath. Kita jauh lebih dekat ketimbang dengan Tuhan.” . Ibarat kata ada koruptor dan ada preman pasar, tapi ini Indonesia  dan kita berada di dalamnya. Kita jauh lebih dekat koruptor ketimbang dengan pencuri celana dalam. Sayangnya, sekali lagi kita tidak menyadarinya.

Sedangkan perilaku kejahatan yang meliputi kelompok kelas ekonomi bawah disebut sebagai blue collar crime atau bentuk kejahatan berkerah biru, sering juga disebut street crime. Istilah ini diambil berdasarkan sejarah Amerika pada tahun 1910 hingga 1920 dimana pada saat itu baju berkerah biru kerap digunakan oleh pekerja saat bekerja di pabrik dan berbagai industri.

Street crime ini cenderung dilakukan secara konvensional yakni pelaku sebagai otak sekaligus eksekutor dan tidak menggunakan tangan ketiga untuk melakukan tindakan kejahatan tersebut.

Sedangkan peaky blinders sendiri pada saat itu hidup dalam teritorial dimana kelas bawah mendominasi, selain karena wilayah Birmingham didominasi oleh masyarakat Proletar dan Lumpenproletariat, The Shelby Family sendiri adalah keturunan Gipsi (Romani)  salah satu kelompok masyarakat yang dalam sejarahnya cenderung hidup secara nomaden dan kerap mendapatkan perlakuan yang diskriminatif lantaran Eksosentrisme nya, baik karena karavan kayu, musik indiannya atau kepercayaan kepada  mistisisme seperti tarot, kemampuan meramal, sihir dan kutukan.

Kendati demikian, kita tidak bisa menyebut Peaky Blinders adalah pelaku kriminalitas berkerah biru, tapi juga tidak bisa disebut secara lantang sebagai pelaku kriminal berkerah putih. Mengingat perjalanan panjang Peaky Blinders dari awal hingga akhir season keenam komplotan Mafia tersebut adalah hasil evolusi dari blue collar crime menuju white collar crime. Penulis menyebutnya double collar crime.

Mengingat bagaimana upaya Thommy dan komplotan nya melakukan tindakan kriminal di jalanan (Street Crime) hingga melancarkan bisnis opium di seri terakhir ke Amerika Serikat melalui kerjasama Jack Nelson salah satu petinggi pemerintah dari Amerika yang memiliki akses kuat dengan Presiden, dan Oswald Mosley salah satu dewan perwakilan dari golongan fasis yang begitu berambisi menjadi perdana menteri Inggris. Peaky blinders adalah kelompok Lumpenproletariat yang berusaha keluar dari garis kelas terbawah.

Melalui jabatan dewan dari golongan sosialis, Thommy Shelby memiliki pengaruh besar dan akses yang kuat guna melancarkan setiap ambisinya. Termasuk dalam upaya melancarkan bisnis The Shelby Family. Ia kerap berkata kepada siapapun yang mencoba menghalangi atau mengingatkan beragam rencana gilanya “Aku tanpa batasan” Seolah segala hal yang Thommy inginkan harus mampu dia wujudkan.

Berita Terkait

Ronaldo Menggebrak YouTube, Saluran Barunya Kalahkan Messi dalam Waktu Singkat
Kisah Cinta Berakhir: Andre Taulany Mengajukan Cerai dari Rien Wartia Trigina
Film Terbaru Marvel ‘Deadpool & Wolverine’ Pecahkan Rekor Box Office, Lampaui Pendapatan Dua Film ‘Deadpool’ Sebelumnya
Terjebak dalam Kabut Berduri: Misteri Kelam dan Aksi Membara Menanti Putri Marino di Film terbarunya!
Polisi Kembali Menggeledah Indekos Musisi Virgoun, Cari Barang Bukti Baru
Pesan Terakhir Mengharukan Komika Babe Cabita SebelumTutup Usia
Sukses Parah! The Batman di Box Office, Lampaui Spider-Man
Robert Downey Jr. Mengaku Lega Tidak Memenangkan Oscar di Masa Muda

Berita Terkait

Sabtu, 24 Agustus 2024 - 02:06 WIB

Ronaldo Menggebrak YouTube, Saluran Barunya Kalahkan Messi dalam Waktu Singkat

Kamis, 8 Agustus 2024 - 15:41 WIB

Kisah Cinta Berakhir: Andre Taulany Mengajukan Cerai dari Rien Wartia Trigina

Senin, 5 Agustus 2024 - 12:40 WIB

Film Terbaru Marvel ‘Deadpool & Wolverine’ Pecahkan Rekor Box Office, Lampaui Pendapatan Dua Film ‘Deadpool’ Sebelumnya

Senin, 8 Juli 2024 - 08:28 WIB

Terjebak dalam Kabut Berduri: Misteri Kelam dan Aksi Membara Menanti Putri Marino di Film terbarunya!

Sabtu, 22 Juni 2024 - 12:11 WIB

Polisi Kembali Menggeledah Indekos Musisi Virgoun, Cari Barang Bukti Baru

Berita Terbaru

Dok. Zainul Arief, S.Pd Mahasiswa Lulusan IAI Al-Khairat Pamekasan

Opini

Mental Health, Hustle Culture, dan Cara Gen Z Bertahan

Senin, 2 Des 2024 - 13:44 WIB

Dok. Istimewa

Berita

Kongkalikong dengan Jokowi, PDIP Resmi Pecat Effendi

Minggu, 1 Des 2024 - 21:27 WIB