Pamekasan,suaranet.com-Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Baddrut Tamam mengakhiri tahun 2021 dengan melakukan pelantikan pejabat sebanyak empat gelombang. Mulai pejabat eselon II, eselon III hingga aparatur sipil negara (ASN) yang menempati posisi staf.
Pertama, Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam melantik pejabat eselon II di Area Pemakaman Pangeran Ronggosukowati. Kedua melantik pejabat eselon III di Area Pasar 17 Agustus, ketiga melantik pejabat di Taman Makam Pahlawan, dan keempat melantik para jabatan staf secara tatap muka dan virtual.
Pelantikan keempat yang mencapai 200 ASN tersebut dilaksanakan secara tatap muka dan virtual. Untuk pelantikan tatap muka digelar di Peringgitan Dalam Mandhapa Aghung Ronggosukowati sebanyak 20 orang, sementara sisanya dilaksanakan secara virtual di jam yang sama. Empat pelantikan secara bergelombang tersebut seluruhnya digelar pada Desember 2021.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam menyampaikan, pihaknya sengaja melantik pejabat di luar pendopo untuk mengurangi ego pejabat yang selama ini tertanam kuat. Jika yang tertanam adalah pejabat, maka cenderung selalu meminta untuk dilayani, bukan melayani rakyat.
“Saya di beberapa kesempatan memilih tempat-tempat lain, karena kalau pelantikan di pendopo itu kita takut selalu menjadi pejabat. Kalau pejabat di masa lalu minta dilayani, selalu meminta haknya dan jarang sekali yang berpikir memberikan haknya,” kata bupati saat memberikan sambutan pada pelantikan keempat, Jum’at (31/12/2021).
Dia mengungkapkan, para ASN harus bisa melayani masyarakat Pamekasan sesuai dengan tugasnya masing-masing. Era industri 4.0 bukan zamannya lagi ASN meminta dilayani kepada masyarakat.
“Mungkin sebagian orang mengganggap aneh bupati melantik di pasar, dan kuburan. Sebagian juga ada yang bertanya, ini pertanda apa. Itu sebagian dari dinamika, dan saya terima dengan baik,” tandasnya.
Bupati yang akrab disapa Mas Tamam tersebut mengungkapkan, para pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan harus tahu tentang pentingnya pengabdian kepada bangsa, negara, dan masyarakat Pamekasan secara khusus.
“Setiap pelantikan saya selalu menyampaikan bahwa kita pada akhirnya akan mati. Nggak usah mati deh, sakit gigi saja kita lupa sebagai apa, yang diingat dokter gigi,” ungkapnya.
Tokoh muda Nahdlatul Ulama ini menyampaikan, jabatan tidak membuat terhormat. Namun, yang membuat seseorang terhormat adalah konsistensi memberikan kebaikan dan manfaat kepada orang lain dalam posisi apa saja.
“Kalau jabatan terhormat dalam struktur pemerintahan, tetapi fungsi dan perannya tidak terhormat, ya tidak terhormat. Orang takut saat menjabat saja, setelah tidak menjabat selesai. Makanya, saya selalu mengajak, ayo tebar kebaikan,” ajak dia.