Jakarta, SuaraNet – Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dijadwalkan dilantik pada 20 Oktober 2024 mendatang. Pasangan ini segera bekerja mewujudkan janji-janji kampanye mereka, salah satunya menciptakan 19 juta lapangan kerja baru.
Janji tersebut menjadi bagian dari visi besar yang tercantum dalam dokumen Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045, di mana Prabowo-Gibran merumuskan berbagai strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Salah satu poin utama dalam dokumen itu adalah menyediakan pekerjaan layak bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Impian kami adalah seluruh rakyat Indonesia mendapatkan pekerjaan yang layak,” tertulis dalam dokumen tersebut yang dirilis pada Rabu (2/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mengenai misi nomor tiga dari visi mereka, Prabowo-Gibran berfokus pada peningkatan infrastruktur dan menciptakan lapangan kerja berkualitas. Hal ini akan dilakukan melalui pengembangan industri kreatif, kewirausahaan, dan sektor agrikultur serta maritim berbasis peran koperasi. Keduanya juga menargetkan hilirisasi industri berbasis sumber daya alam dan penguatan sektor maritim sebagai prioritas utama untuk meningkatkan lapangan kerja.
Salah satu upaya konkret yang direncanakan adalah revitalisasi lahan hutan yang rusak dan tidak termanfaatkan untuk pertanian tumpang sari. Komoditas seperti aren, ubi kayu, sorgum, kelapa, dan bahan baku bioetanol akan dikembangkan, dengan tujuan meningkatkan ketahanan pangan serta membuka peluang kerja baru di pedesaan.
Di bidang ekonomi kreatif, Prabowo-Gibran juga menargetkan pertumbuhan signifikan dalam seni, musik, film, dan industri kreatif lainnya sebagai sektor unggulan. Selain itu, dorongan untuk menciptakan kewirausahaan baru menjadi langkah strategis dalam menciptakan lapangan kerja berkualitas, salah satunya melalui subsidi premi asuransi bagi pekerja muda berusia 18-24 tahun yang dipekerjakan sebagai karyawan tetap selama 12 bulan.
Meskipun ambisi menciptakan 19 juta lapangan kerja baru tersebut terdengar optimis, data menunjukkan bahwa Prabowo-Gibran menghadapi tantangan besar. Kementerian Ketenagakerjaan mencatat bahwa dari Januari hingga 26 September 2024, sebanyak 52.993 pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), meningkat signifikan dari periode yang sama pada 2023 yang mencatatkan 42.277 pekerja PHK.
Sektor manufaktur menjadi yang paling terdampak dengan 24.014 kasus PHK, diikuti sektor jasa dengan 12.853 kasus, serta sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan 3.997 kasus. Padahal, sektor manufaktur dan pertanian selama ini menjadi tulang punggung penyerapan tenaga kerja terbesar di Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan menyumbang 18,52 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II 2024, menjadikannya kontributor terbesar bagi perekonomian nasional, diikuti sektor pertanian yang menyumbang 13,78 persen.
Untuk mengejar target penciptaan 19 juta lapangan kerja baru, Prabowo-Gibran menetapkan peningkatan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB hingga 20,8 persen pada tahun 2025, dan meningkat menjadi 21,9 persen pada tahun 2029. Pertumbuhan sektor manufaktur yang kuat diyakini menjadi kunci utama dalam menciptakan lapangan kerja dan menekan angka pengangguran.
Penulis : Fahrur Rozi
Editor : Hana Hanisa