Menjadi Stoik, Santai dan Gaya di Tengah Hidup Moderen

- Publisher

Senin, 20 November 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ist

Ist

SuaraNet-Di tengah kehidupan moderen yang penuh dengan kesibukan dan tekanan, seringkali kita merasa terjebak dan kehilangan arah. Dalam pencarian akan ketenangan dan kebahagiaan, terkadang kita perlu melirik ke belakang dan melihat ajaran-ajaran kuno yang masih relevan hingga saat ini.

Salah satu filosofi yang menarik untuk kita telaah adalah stoikisme. Meskipun berasal dari zaman kuno, stoikisme memiliki prinsip-prinsip yang dapat membantu kita menghadapi tantangan zaman moderen dengan kebijaksanaan yang lebih baik.

Artikel ini akan menjelaskan filsafat stoik dalam konteks zaman sekarang dengan gaya yang santai dan kreatif.

ADVERTISEMENT

IMG 5702

SCROLL TO RESUME CONTENT

1. Penerimaan dan Kendali Diri

Stoikisme mengajarkan kita untuk menerima segala hal yang terjadi dalam kehidupan sebagai takdir yang harus dihadapi. Konsep ini sangat relevan dalam dunia yang penuh ketidakpastian seperti sekarang.

Dengan menerima kenyataan bahwa banyak hal di luar kendali kita, kita dapat mengalihkan perhatian kita pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, yaitu diri kita sendiri. Stoikisme mengajarkan pentingnya kendali diri dan bagaimana mengelola emosi dengan baik. Dalam menghadapi situasi sulit, kita dapat belajar untuk tetap tenang dan bersikap bijaksana.

Baca Juga  Psikologi Uang: Pengaruhnya terhadap Keuangan dan Cara Mengelolanya

2. Hidup dalam Kehadiran

Stoikisme mengajarkan kita untuk hidup dalam momen sekarang. Terlalu sering kita terjebak dalam kekhawatiran tentang masa depan atau penyesalan terhadap masa lalu. Namun, stoikisme mengingatkan kita bahwa waktu yang benar-benar kita miliki adalah saat ini.

Dengan menghargai momen yang sedang berlangsung, kita dapat lebih sadar akan keindahan kehidupan sehari-hari. Stoikisme mengajarkan kita untuk menghargai kebahagiaan-kebahagiaan kecil yang ada di sekitar kita dan untuk tidak terlalu terobsesi dengan hal-hal di luar kendali kita.

3. Keterbatasan dan Kebahagiaan Sederhana

Stoikisme menekankan pentingnya mengenali keterbatasan kita sebagai manusia. Di dunia yang dipenuhi oleh dorongan pencapaian dan kemajuan materi, kita sering terjebak dalam pencarian kebahagiaan yang berkelanjutan.

Namun, stoikisme mengajarkan kita untuk menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana dan menghargai apa yang kita miliki saat ini. Dengan mengurangi keinginan yang tidak perlu dan menyadari bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri kita sendiri, kita dapat mencapai kepuasan yang lebih mendalam.

4. Pencapaian dan Makna Hidup

Stoikisme mendorong kita untuk mengarahkan energi kita pada pencapaian yang memiliki makna. Di dunia yang dipenuhi dengan gangguan dan distraksi, stoikisme mengingatkan kita bahwa hidup memiliki tujuan yang lebih besar daripada sekadar kesenangan dan kepuasan pribadi.
Dengan menentukan nilai-nilai dan prinsip hidup yang penting bagi kita, kita dapat mencapai makna yang lebih dalam dan merasa puas dengan apa yang telah kita capai.

Baca Juga  Aku Bukannya Tak Mau Menikah

Stoikisme adalah filosofi yang relevan dan berharga dalam dunia moderen ini. Dengan menerapkan prinsip-prinsip stoik dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan ketenangan, kebahagiaan, dan makna hidup yang lebih dalam.

Penerimaan dan kendali diri, hidup dalam kehadiran, mengenali keterbatasan kita, dan mencapai pencapaian yang bermakna adalah konsep-konsep penting dalam stoikisme yang dapat membantu kita menghadapi tantangan zaman moderen dengan sikap yang lebih bijaksana. Oleh karena itu, mari kita menjadikan filsafat stoik sebagai panduan dalam menjalani kehidupan yang sibuk ini.

Print Friendly, PDF & Email

Berita Terkait

Keranjang Belanja yang Berlubang, Mengapa Data Kita Mudah Bocor di E-commerce?
3 Srikandi Berebut Kursi Gubernur Jawa Timur
Tuhan di Era Logika: Apakah Kita Masih Butuh Bukti?
Kecantikan Perempuan dalam Konstruksi Budaya Laki-laki Madura
Aku Bukannya Tak Mau Menikah
Festival Sastra-Sains Sivitas Kotheka ke-4 Menggali Roman-Roman Ekstraterestrial
Penampilan Apik Warga Tabun Meriahkan Festival Sastra-Sains Sivitas Kotheka
Abdurrohman Wahid Bertekad Menjadikan Kampus Sebagai Pusat Inovasi dan Pembangunan Bangsa

Berita Terkait

Senin, 11 November 2024 - 14:28 WIB

Keranjang Belanja yang Berlubang, Mengapa Data Kita Mudah Bocor di E-commerce?

Kamis, 7 November 2024 - 16:02 WIB

3 Srikandi Berebut Kursi Gubernur Jawa Timur

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 20:46 WIB

Tuhan di Era Logika: Apakah Kita Masih Butuh Bukti?

Jumat, 20 September 2024 - 11:29 WIB

Kecantikan Perempuan dalam Konstruksi Budaya Laki-laki Madura

Jumat, 20 September 2024 - 11:01 WIB

Aku Bukannya Tak Mau Menikah

Berita Terbaru