Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merupakan salah satu inisiatif yang bertujuan untuk mengintegrasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dengan kebutuhan riil masyarakat. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah digitalisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Pandansari, Dusun Wonorejo, Kecamatan Ngantang, yang berfokus pada produk unggulan lokal yaitu kripik singkong.
Potensi Kripik Singkong di Desa Pandansari
Desa Pandansari, khususnya Dusun Wonorejo, dikenal sebagai salah satu sentra penghasil singkong di Kecamatan Ngantang. Kripik singkong, sebagai produk olahan utama, telah lama menjadi sumber penghasilan bagi banyak keluarga di daerah ini. Produk ini memiliki cita rasa yang khas dan telah dikenal di pasar lokal. Namun, meskipun kualitasnya diakui, pemasaran produk ini masih terbatas pada metode konvensional, seperti penjualan langsung di pasar dan warung-warung sekitar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam era digital, potensi besar kripik singkong dari Desa Pandansari dapat dikembangkan lebih lanjut melalui teknologi digital. Melalui PMM, mahasiswa UMM berupaya untuk menjembatani kesenjangan ini dengan memperkenalkan berbagai aspek digitalisasi kepada para pelaku UMKM.
Tantangan yang Dihadapi UMKM Kripik Singkong
Sebelum memulai program, mahasiswa melakukan observasi dan survei untuk memahami kondisi dan tantangan yang dihadapi oleh UMKM kripik singkong di desa tersebut. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku usaha masih mengandalkan metode penjualan tradisional dan belum terbiasa dengan teknologi digital. Beberapa kendala utama yang diidentifikasi meliputi:
1. Kurangnya Pengetahuan tentang Pemasaran Digital: Banyak pelaku UMKM yang belum memahami cara memanfaatkan platform digital seperti e-commerce dan media sosial untuk memasarkan produk mereka.
2. Terbatasnya Akses ke Teknologi: Sebagian besar pelaku UMKM tidak memiliki akses atau keterampilan dalam menggunakan perangkat teknologi seperti komputer atau smartphone untuk mengelola penjualan secara online.
3. Keterbatasan dalam Desain dan Branding: Produk kripik singkong umumnya dijual dalam kemasan sederhana tanpa strategi branding yang kuat, sehingga sulit bersaing di pasar yang lebih luas.
Strategi Digitalisasi yang Diterapkan
Setelah memahami tantangan yang ada, mahasiswa UMM kemudian merancang serangkaian program yang bertujuan untuk memberdayakan para pelaku UMKM melalui digitalisasi. Berikut beberapa langkah strategis yang diterapkan:
1. Pelatihan Pemasaran Digital:
Mahasiswa mengadakan workshop dan sesi pelatihan untuk memperkenalkan platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak. Mereka memberikan panduan langkah demi langkah mengenai cara membuat akun, mengunggah produk, serta mengelola toko online. Selain itu, mahasiswa juga memberikan pelatihan tentang penggunaan media sosial seperti Instagram dan Facebook sebagai sarana promosi.
2. Pendampingan Teknis:
Selain memberikan pelatihan, mahasiswa juga memberikan pendampingan teknis secara langsung kepada para pelaku usaha. Mereka membantu dalam proses pembuatan akun, pengaturan profil bisnis, hingga strategi penetapan harga dan penawaran promosi. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa para pelaku usaha dapat secara mandiri mengoperasikan toko online mereka.
3. Pengembangan Konten Digital:
Mahasiswa juga membantu dalam pembuatan konten digital yang menarik, seperti fotografi produk, desain kemasan, dan pembuatan video promosi. Konten yang menarik dan profesional diyakini dapat meningkatkan daya tarik produk di mata konsumen. Selain itu, mahasiswa juga membantu pelaku UMKM untuk menyusun deskripsi produk yang informatif dan menarik, serta penggunaan kata kunci yang tepat agar produk mudah ditemukan oleh calon pembeli di platform online.
4. Branding dan Identitas Visual:
Mahasiswa memberikan edukasi tentang pentingnya branding dalam meningkatkan nilai jual produk. Mereka membantu pelaku usaha dalam merancang logo, memilih nama brand yang menarik, serta menciptakan identitas visual yang konsisten di berbagai platform digital. Upaya ini diharapkan dapat membantu kripik singkong dari Desa Pandansari memiliki daya saing yang lebih kuat di pasar.
5. Pemanfaatan Media Sosial:
Media sosial menjadi salah satu alat yang efektif untuk mempromosikan produk secara luas dengan biaya yang relatif murah. Mahasiswa memberikan pelatihan tentang strategi penggunaan media sosial, mulai dari pembuatan akun bisnis, strategi konten, hingga cara berinteraksi dengan konsumen secara efektif. Dengan pemanfaatan media sosial, para pelaku usaha diharapkan dapat membangun komunitas pelanggan yang loyal dan meningkatkan penjualan.
Dampak Program Digitalisasi
Program digitalisasi UMKM yang dilakukan mahasiswa UMM di Desa Pandansari telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi para pelaku usaha. Beberapa pelaku UMKM melaporkan adanya peningkatan penjualan setelah mereka mulai menerapkan strategi pemasaran digital. Produk kripik singkong yang sebelumnya hanya dikenal di pasar lokal, kini mulai dikenal oleh konsumen dari berbagai daerah melalui platform e-commerce dan media sosial.
Selain dampak ekonomi, program ini juga memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa. Mereka tidak hanya belajar mengaplikasikan ilmu yang didapat di perkuliahan, tetapi juga belajar berinteraksi dengan masyarakat, memahami kebutuhan mereka, serta merancang solusi yang tepat sasaran. Program ini juga mengajarkan mahasiswa untuk bekerja dalam tim, mengelola proyek, dan mengatasi berbagai tantangan yang muncul di lapangan.
Harapan dan Kesinambungan Program
Keberhasilan program digitalisasi UMKM di Desa Pandansari ini diharapkan dapat menjadi model bagi kegiatan PMM selanjutnya di berbagai desa lain. Mahasiswa UMM berkomitmen untuk terus mendampingi para pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya melalui teknologi digital. Harapannya, dengan digitalisasi, produk-produk unggulan dari desa-desa di Indonesia dapat lebih dikenal di pasar yang lebih luas, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lain untuk ikut serta dalam upaya pemberdayaan UMKM di daerah-daerah terpencil. Sinergi antara akademisi dan masyarakat menjadi kunci untuk menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan, khususnya dalam era digital seperti sekarang ini. Dengan demikian, program PMM yang dilakukan oleh mahasiswa UMM tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, tetapi juga menjadi bagian dari upaya bersama untuk memajukan perekonomian lokal melalui inovasi dan teknologi.
Penulis : Ach. Homaidi