Pamekasan, SuaraNet – Kejaksaan Negeri (Kejari) Pamekasan kembali diterpa kritik tajam dari mahasiswa. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Pantura (Formatur) menggelar aksi demonstrasi di depan Kejari Pamekasan pada Jumat (16/8/2024), mendesak penegak hukum untuk mengusut tuntas lima kasus dugaan korupsi yang hingga kini mangkrak.
Aksi yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB ini diwarnai dengan orasi lantang dari para mahasiswa. Kordinator lapangan (Korlap) aksi, Hendra, mengecam Kejari Pamekasan yang dinilai tidak serius dalam menangani kasus dugaan korupsi.
“Lima kasus ini sudah lama dilaporkan, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan. Apakah Kejari Pamekasan hanya ingin menakut-nakuti masyarakat saja?,” tegas Hendra.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lima kasus yang dimaksud adalah:
1. **Dugaan Korupsi BLK Buddagan:** Proyek Balai Latihan Kerja (BLK) di Desa Buddagan dengan anggaran Rp 500 juta tahun 2023 diduga sarat korupsi. Meskipun telah dilaporkan, kasus ini tak kunjung naik ke tahap penyidikan dan belum ada tersangka yang ditetapkan.
2. **Wamira Mart:** Program prioritas Bupati Pamekasan ini juga diwarnai dugaan korupsi pada tahun anggaran 2023 di 26 titik yang tersebar di 13 kecamatan. Meskipun 30 saksi telah dimintai keterangan, Kejari Pamekasan belum menetapkan satu pun tersangka.
3. **Dugaan Korupsi Pokmas Cenlecen:** Dua Pokmas di Desa Cenlecen diduga tidak merealisasikan dua proyek yang bersumber dari dana hibah Pemprov Jatim tahun anggaran 2022. Kasus ini juga tak kunjung diusut tuntas.
4. **Proyek KIHT:** Pembangunan Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) diduga bermasalah. Audit Inspektorat Pamekasan menunjukkan kerugian negara sebesar Rp 125 juta. Kasus ini sempat ditangani Polda Jatim, namun tak kunjung ada kejelasan.
5. **Mobil SIGAP:** Dugaan korupsi pada proyek mobil SIGAP yang merugikan negara sekitar Rp 6 miliar dari 3 item proyek lelang. Kasus ini dilaporkan masyarakat pada tahun 2021, namun hingga kini belum ada tersangka yang ditetapkan.
Hendra menegaskan bahwa aksi pengkawalan ini akan terus berlanjut hingga kasus-kasus tersebut diusut tuntas dan para pelaku ditetapkan sebagai tersangka. “Kami tidak akan tinggal diam, kami akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas,” tegasnya.
Kekecewaan para mahasiswa semakin memuncak ketika perwakilan Kejari Pamekasan tidak mampu memberikan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan mereka. Bahkan, perwakilan Kejari tersebut kabur ke dalam gedung saat diminta untuk menandatangani tuntutan mahasiswa.
Aksi demonstrasi ini menjadi bukti nyata bahwa masyarakat Pamekasan menuntut keadilan dan transparansi dalam penegakan hukum. Kejari Pamekasan dituntut untuk segera bertindak tegas dan menuntaskan kasus-kasus dugaan korupsi yang telah lama menggantung.