Sumenep, SuaraNet – Warga dihebohkan dengan daging sapi yang memiliki corak huruf bertuliskan lafadz Allah dan Muhammad di Desa Gadu Barat, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, Madura.
Potongan daging sapi tersebut menampilkan lafadz Allah dan Muhammad dalam bahasa Arab. Keduanya terlihat pada dua potongan daging sapi terpisah berwarna putih tulang dengan latar belakang kemerahan.
Potongan daging tersebut tampaknya terletak di bagian kerongkongan dan memiliki diameter sekitar 10 hingga 15 sentimeter.
Nuruddin, seorang warga setempat, mengungkapkan kronologi kejadian kepada apahabar.com. Ia menyebut bahwa penemuan menakjubkan ini ditemukan oleh istrinya, Maylah, pada Minggu (11/6).
Menurut Nuruddin, sapi yang bernama Subairi, milik kerabatnya dan akan digunakan untuk keperluan kifayah atau tahlilan keluarganya yang telah meninggal dunia, disembelih oleh kerabatnya pada Sabtu (10/6).
Setelah proses penyembelihan, potongan daging sapi tersebut kemudian diserahkan kepada istrinya. Saat memotong daging dengan ukuran lebih kecil, istrinya menemukan sesuatu yang tidak biasa.
“Istri saya awalnya tidak menyadari. Baru kemudian menyadari saat memotong-motong daging. Karena itu, dia mengambil telepon seluler untuk mendokumentasikannya,” ungkap Nuruddin pada Rabu (14/6).
Nuruddin menjelaskan bahwa sapi yang disembelih adalah milik kerabatnya. Sapi ini selalu ditahan dalam kandang karena sering menunjukkan perilaku agresif terhadap warga sekitar.
“Namun, alhamdulillah, sejak keluar dari kandang hingga disembelih, sapi tersebut tampak patuh dan tidak memberontak,” katanya.
Kejadian ini dianggap sebagai tanda kebesaran Allah SWT oleh Nuruddin. Setelah kejadian tersebut, banyak masyarakat sekitar yang menganggap almarhum Subairi sebagai manusia pilihan Allah SWT.
Nuruddin menjelaskan bahwa almarhum memiliki keterbatasan mental. Meski demikian, masyarakat sangat antusias mengikuti tahlilan yang diadakan di rumah duka.
“Alhamdulillah, banyak yang hadir. Tidak hanya saudara dan keluarga, tetapi juga banyak orang lain. Bahkan ada yang membawa air, ada yang membawa 15 karton, 20 karton, dan masih banyak lainnya,” terangnya.
Pria asal Sumenep ini berpesan agar kita dapat mengambil hikmah dari kejadian ini, termasuk untuk selalu bersyukur dan saling menghargai sesama.
“Kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa tidak selalu orang yang dihormati oleh orang lain juga dihormati di sisi Allah SWT. Dengan kata lain, jangan menilai orang dari segi fisik karena kita tidak tahu siapa yang pantas di sisi Allah SWT,” pungkasnya.