Ekowisata Magrove di Pamekasan Selamatkan Desa dari Abrasi

- Publisher

Senin, 26 September 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ekowisata Mangrove yang dibangun Slaman berada di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan. (foto: Faruk)

Ekowisata Mangrove yang dibangun Slaman berada di Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan. (foto: Faruk)

Pamekasan-Pada tahun 1986-an Desa Lembung, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Madura terancam musnah akibat abrasi. Air laut perlahan mengikis bibir pantai dan menghancurkan tambak sekitar. Bahkan saat gelombang laut meninggi air laut naik ke rumah warga.

Ancaman kerusakan ekosistem kala perubahan iklim semakin menghawatirkan bagi warga setempat. Hal itu disampaikan oleh Slaman (51) salah seorang warga Desa Lembung, Pamekasan.

“Air laut saat pasang masuk ke dapur dan rumah warga. Jika dibiarkan yang jelas warga Lembung tidak akan bertahan,” kata Slaman, bercerita pada awak media.

Untuk menjaga desanya dari kerusakan akibat abrasi waktu itu, membuat Slaman menekuni perluasan hutan mangrove atau yang disebut dengan hutan bakau.

Pada awal penanaman, Slaman mengaku, pada tahun 1986-an dirinya mengikuti ayahnya menanam satu sampai tiga mangrove di bibir pantai. Sampai kini, di tahun 2020 hutan mangrove seluas 46 hektar dan air tidak kembali naik ke rumah warga

“Saya merawat mangrove sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Waktu itu, saya kelas IX,” tuturnya.

Baca Juga  Menhan Prabowo dan Menlu Blinken Bahas Upaya Capai Perdamaian Abadi di Palestina

Tidak hanya menyelamatkan lingkungan, hutan mangrove mendapatkan berbagai penghargaan setelah dibentuknya komoditi kopi mangrove pada tahun 2012. Yakni, menjadi perwakilan pada ajang AMD (Anjang Kontes Modifikasi) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia di Jakarta pada tahun 2013.

Sejak meraih juara 1 tingkat nasional kategori Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, penghargaan dari KKP dan sampai saat ini warga sekitar hutan mangrove tetap produktif. Mereka membuat kopi dari buah pohon mangrove yang disebut dengan kopi malam Jum’at.

“Pada tahun 2012 kami membuat komoditi kopi mangrove yang terus bereksperimen (dari pohon mangrove),” ucap dia.

“Dari berbagai penikmat kopi mangrove mengaku mendapat efek yang bermacam-macam, ada yang tidak bisa tidur bahkan ada yang mengaku bertambah kejantanannya,” tambah Slaman.

Kerendahan Hati Slaman dalam Menjaga Hutan Mangrove

Slaman mengatakan tidak mudah menjaga hutan mangrove apalagi pernah ada pembakaran posko atau gubuk di area mangrove. Bahkan ada yang mencabut bibit mangrove yang ditanam oleh kelompoknya.

Namun kejadian tersebut, tidak membuat Slaman menyerah dalam menjaga dan terus melestarikan hutan mangrove.

Baca Juga  Tayang di Prime, Serial Film Dinda Kelanjutan Romansa Film Kisah Untuk Geri Jadi Tren Topik Nitizen

“Merawat lingkungan yang paling dibutuhkan adalah keikhlasan. Banyak orang inovatif, pintar tapi tidak ikhlas. Yang kedua, adalah keuletan, sikap tidak gampang menyerah,” kata Slaman.

Lebih lanjut, dia merasa bangga ketika mendapat kunjungan dari kalangan akademisi. Mulai dari siswa SD, SMP, SMA bahkan dari perguruan tinggi

“Ada yang dari SD, SMP dan mahasiswa. Kadang ikut membantu dalam penanaman,” pungkasnya.

Berita Terkait

Dinilai Merusak Norma dan Moral, Gunung Waru Pamekasan Ditutup Setelah Viral
Meringankan Beban Dhuafa: Zakat Mal Yayasan Cahaya Ummat Pamekasan Sentuh 2.000 Jiwa
Begini 5 Alasan, Untuk Orang yang Jatuh Cinta Diam-diam
Safari Ramadan Yayasan Cahaya Ummat Pamekasan Salurkan Zakat Mal kepada 1.000 Dhuafa Jelang Lebaran
Berikut Jadwal Imsakiyah, Buka Puasa, dan Shalat 5 Waktu Wilayah Madura Ramadan 2025
Sering Unggah Status Makanan di Siang Hari saat Ramadan? Ini 5 Hal yang Perlu Diketahui Menurut Islam
Keabsahan Hadits Pahala Salat Tarawih, Ini Penjelasan Para Ulama
Panduan Shalat Dhuha dan Keutamaannya, Yuk Intip

Berita Terkait

Senin, 2 Juni 2025 - 12:56 WIB

Dinilai Merusak Norma dan Moral, Gunung Waru Pamekasan Ditutup Setelah Viral

Kamis, 29 Mei 2025 - 17:04 WIB

Meringankan Beban Dhuafa: Zakat Mal Yayasan Cahaya Ummat Pamekasan Sentuh 2.000 Jiwa

Jumat, 28 Maret 2025 - 10:32 WIB

Begini 5 Alasan, Untuk Orang yang Jatuh Cinta Diam-diam

Senin, 24 Maret 2025 - 14:22 WIB

Safari Ramadan Yayasan Cahaya Ummat Pamekasan Salurkan Zakat Mal kepada 1.000 Dhuafa Jelang Lebaran

Rabu, 5 Maret 2025 - 05:56 WIB

Berikut Jadwal Imsakiyah, Buka Puasa, dan Shalat 5 Waktu Wilayah Madura Ramadan 2025

Berita Terbaru