Sumenep, SuaraNet – Organisasi Demokrasi dan Aspirasi Rakyat Jawa Timur (Dear Jatim) Korda Sumenep menyoroti dugaan intimidasi terhadap mahasiswi UNIBA Madura yang menjadi korban pelecehan seksual. Mereka mendesak kepolisian untuk segera memeriksa Rektor UNIBA Madura terkait dugaan intervensi terhadap kasus ini.
Kadiv Advokasi & Investigasi Dear Jatim, Farah Adiba, menyoroti tindakan rektor yang diduga meminta ketua organisasi UNIBA Campus Ambassador untuk mengeluarkan korban dari keanggotaan organisasi.
“Tindakan ini sangat disayangkan karena korban seharusnya mendapatkan perlindungan, bukan malah ditekan,” ujar Farah, Sabtu (28/12).
Ia menilai, langkah tersebut dapat menjadi preseden dalam dunia pendidikan tinggi, di mana institusi lebih mengutamakan citra daripada perlindungan terhadap korban kekerasan seksual.
“Korban sudah mengalami trauma yang mendalam. Tindakan seperti ini hanya menambah beban psikologisnya,” lanjutnya.
Farah menegaskan bahwa korban memiliki hak untuk mendapatkan dukungan dan perlindungan. Oleh karena itu, ia meminta pihak kepolisian segera mengambil langkah tegas terhadap pihak yang diduga terlibat dalam upaya intimidasi ini.
Selain itu, ia menekankan pentingnya perguruan tinggi menyediakan mekanisme perlindungan bagi korban kekerasan seksual, termasuk pendampingan hukum dan psikologis.
Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, pihak UNIBA Madura belum memberikan tanggapan. Upaya konfirmasi kepada Rektor UNIBA Madura, Prof. Rahmat Hidayat, juga belum membuahkan hasil.
Sebelumnya, kasus dugaan pelecehan seksual di UNIBA Madura memasuki babak baru setelah muncul dugaan intervensi terhadap organisasi mahasiswa. Rektor diduga meminta korban dikeluarkan dari organisasi karena laporan yang dibuatnya ke kepolisian dan pemberitaan kasus ini di media sosial dianggap mencemarkan nama baik kampus. Kasus ini menuai reaksi dari berbagai kalangan, termasuk aktivis perempuan, mahasiswa, pegiat HAM, dan praktisi hukum.