Opini, SuaraNet– Kehidupan perkuliahan tak hanya diwarnai dengan bangku kuliah. Di balik tembok kampus, terdapat berbagai organisasi mahasiswa yang menawarkan ruang bagi para mahasiswa untuk mengembangkan diri, mengasah kemampuan, dan berkarya. Namun, di tengah maraknya organisasi tersebut, muncul pertanyaan: Apakah organisasi kampus benar-benar menjadi wadah pengembangan diri atau hanya arena politik semata?
Organisasi kampus, pada hakikatnya, hadir untuk mewadahi minat dan bakat mahasiswa. Di sinilah mereka dapat belajar berorganisasi, bekerja sama, dan mengasah soft skills yang krusial untuk masa depan. Berbagai kegiatan dan pelatihan yang diadakan organisasi membuka peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri dan memperluas jaringan pertemanan.
Namun, tak jarang organisasi kampus diselimuti aroma politik. Perebutan kekuasaan, kepentingan pribadi, dan agenda tersembunyi terkadang mewarnai dinamika internal organisasi. Hal ini tentu memprihatinkan, karena menggeser fokus organisasi dari pengembangan diri menjadi perebutan pengaruh dan kursi kepemimpinan.
Lantas, bagaimana membedakan organisasi yang benar-benar ingin memajukan anggotanya dengan yang berorientasi politik semata? Berikut beberapa indikatornya:
- Visi dan Misi yang Jelas
Organisasi yang baik memiliki visi dan misi yang jelas dan terukur. Visi dan misi ini menjadi landasan bagi semua kegiatan organisasi dan menjadi panduan bagi para anggotanya.
- Kegiatan yang Bermanfaat
Organisasi yang berfokus pada pengembangan diri akan menyelenggarakan kegiatan yang bermanfaat bagi anggotanya, seperti pelatihan, seminar, workshop, dan kegiatan bakti sosial.
- Transparansi dan Akuntabilitas
Organisasi yang baik menjunjung tinggi transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan dan organisasinya. Hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan yang jelas dan rutin diadakannya musyawarah anggota.
- Demokrasi dan Partisipasi
Anggota organisasi memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan kegiatan organisasi. Suasana organisasi yang demokratis dan terbuka akan mendorong partisipasi dan rasa memiliki bagi para anggotanya.
- Keberagaman dan Inklusi
Organisasi yang baik menghargai keberagaman dan inklusi. Semua anggota, regardless of their background or beliefs, are welcome and respected.
Organisasi kampus bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi, mereka dapat menjadi wadah pengembangan diri yang luar biasa. Di sisi lain, mereka juga bisa terjebak dalam pusaran politik yang tidak sehat. Sebagai mahasiswa, penting untuk jeli dalam memilih organisasi yang tepat. Pilihlah organisasi yang benar-benar ingin membantumu berkembang dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Mari jadikan organisasi kampus sebagai platform untuk membangun insan yang cerdas, cakap, dan berkarakter, siap berkarya dan membawa perubahan bagi bangsa. Ingatlah, organisasi adalah sarana, bukan tujuan. Jangan sampai terjebak dalam kepentingan politik yang sempit, yang pada akhirnya menggerus esensi dan nilai-nilai luhur organisasi itu sendiri.
*) Penulis adalah Achmad Muzaki,
Mahasiswa Sosiologi di Universitas Muhammadiyah Malang.