GRESIK,SUARANET-Puluhan masyarakat Dusun Sidokumpul Barat, Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur tumpah ruah di depan Balai RT.02 RW.05 untuk nonton bareng film Pulau Plastik, Sabtu, 26 November 2022.
Sejak sore hari panitia sibuk mempersiapkan pagelaran nobar Pulau Plastik ini. Nobar ini jg dihadiri oleh perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kab.Gresik, Ecological Observation and Wetland Conservation (ECOTON), Pattiro Gresik dan Pertamina Lubricants.
Ketua RT.02.RW.05 Sidokumpul Barat, Saiful Efendi mengatakan, tujuan nobar ini untuk menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap lingkungan dan sebisa mungkin mengurangi produksi plastik sekali pakai.
“Kami sengaja mengadakan nobar ini karena ingin masyarakat SIBA mengetahui bahwa plastik sekali pakai itu menjadi masalah besar lingkungan hidup saat ini dan perlu dikurangi penggunaannya,” jelasnya, melalui keterangan tertulisnya.
Saiful Efendi juga mengatakan bahwa, pihaknya akan berupaya agar RT.02. RW.05 menjadi kampung yang bisa mengurangi plastik.
“Kampung kami sudah Zero Waste Cities, artinya kami memilah sampah dari rumah, mengelolah organik menjadi kompos dan mengurangi plastik sekali pakai,” tegasnya.
Nurul Fadilah, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik mengapresiasi antusiasme masyarakat setempat yang sudah menginisiasi nobar ini sebagai sarana edukasi.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan nobar ini dan berharap setelah masyarakat menonton film Pulau Plastik, mereka mulai bisa mengurangi pemakaian plastik sekali pakai dan mengelolah sampah sejak dari rumah,” ujarnya.
Dia bilang, pengurangan plastik sekali pakai Kabupaten Gresik memang sudah diatur dalam PERDA Gresik no 3 tahun 2021. Aturan itu, tambahnya, sudah seharusnya diterapkan oleh masyarakat dan pelaku usaha dalam rangka mengurangi timbulan sampah plastik yang membuat penuh tempat pembuangan akhir (TPA).
Tonis Afrianto, Koordinator Zero Waste ECOTON mengatakan, Kabupaten Gresik sudah darurat sampah plastik dan perlu dikurangi.
“Hari ini, sungai, daratan, udara sudah terkontaminasi plastik sekali pakai dan ini berbahaya. Masyarakat perlu diedukasi terus supaya menghindari pemakaian plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Tonis, sapaan akrabnya menegaskan, bahwa masalah sampah menjadi urusan bersama dan tidak dibebankan ke pemerintah saja. Menurut Tonis, sudah saatnya level rumah rumah mengolah sampahnya secara mandiri seperti memilah sampah dan melakukan komposting untuk sampah organiknya. Selain itu, perlu kesadaran dan tindakan nyata agar mengurangi bungkus plastik.
Dia berharap, setelah nobar Pulau Plastik, masyarakat setempat bisa konsisten dalam pengelolaan sampah kawasan. Sehingga, impian menjadi Kampung Zero Waste Cities di Kabupaten Gresik dapat tercapai.