Jakarta, SuaraNet– PDI Perjuangan (PDIP) resmi memecat Effendi Simbolon dari keanggotaan partai. Keputusan ini diambil karena intensitas komunikasi Effendi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang dianggap bertentangan dengan garis partai.
Juru Bicara PDIP, Aryo Seno Bagoskoro, menjelaskan bahwa setiap interaksi kader partai dengan tokoh politik, termasuk Jokowi, harus sejalan dengan nilai dan visi partai. “Pak Effendi bertemu dan berkomunikasi dengan Pak Jokowi sebelum mengambil langkah politik yang berbeda dari rekomendasi partai. Ini bukan sekadar perbedaan pandangan biasa,” ujar Seno di kantor DPP PDIP, Jakarta, Minggu (1/12).
Seno juga menyinggung kritik tajam terhadap Jokowi terkait sejumlah isu demokrasi dan etika politik. “Pak Jokowi dianggap mengganggu sendi-sendi peradaban politik kita. Ketika Effendi memilih jalur berbeda dan terlibat komunikasi intens dengan Jokowi, itu sudah melampaui batas toleransi partai,” tegasnya.
Langkah pemecatan ini, menurut Seno, mencerminkan konsistensi PDIP dalam menjaga disiplin partai. “Partai tegas mengambil sikap atas langkah Effendi. Kongkalikong seperti ini tidak bisa dibiarkan. Ini berbeda jika dengan tokoh politik lain, mungkin masih ada ruang mediasi, tapi tidak dengan Pak Jokowi,” tambahnya.
Surat pemecatan tersebut dikonfirmasi oleh Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat. Menurut Djarot, Effendi dinyatakan melanggar kode etik, disiplin, serta AD/ART partai. “Benar. Effendi telah melanggar aturan partai,” tulis Djarot melalui pesan singkat pada Sabtu (30/11).
Keputusan ini juga dikaitkan dengan sikap politik Effendi pada Pilkada Jakarta 2024, di mana ia mendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono, yang bukan merupakan pilihan resmi PDIP.
Effendi Simbolon sendiri belum memberikan tanggapan resmi terkait pemecatan ini. Namun, langkah PDIP menegaskan pesan kuat bahwa partai tidak akan berkompromi dengan kader yang menyimpang dari garis politiknya.
Penulis : Anam Khair
Editor : Hana Hanisa