Penggerak Koloman Budaya Sivitas Kotheka Ajak Patahkan Stereotip Pada Perempuan

- Publisher

Kamis, 6 April 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Koordinator Koloman Budaya: Hana Hanisah.

Koordinator Koloman Budaya: Hana Hanisah.

“Praktik budaya patriarki masih kuat di tatanan masyarakat, dan tentu saja membelenggu kebebasan perempuan dalam menjalankan hak-haknya yang dimiliki”

Demikian petikan dari perkataan Hana Hanisah, aktivis kebudayaan kelahiran Pamekasan saat merencanakan kegiatan Koloman Budaya Sivitas Kotheka ke 70 yang akan mengangkat tentang persoalan perempuan dalam tatanan sosial, setelah sebelumnya sukses menggelar “Resital Ramadan”, penampilan puisi dan musik religi sebagai kegiatan koloman budaya ke 69, Sabtu (25/3).

Anisa, begitu ia akrab disapa,
merupakan koordinator penggerak kegiatan rutin bulanan Koloman Budaya Sivitas Kotheka, sebuah komunitas di Kabupaten Pamekasan yang aktif menggelar kegiatan kepemudaan, pertujukan seni, lokakarya, talk show, diskusi publik, kuliah umum dan lainnya.

Melalui Program Koloman Budaya, perempuan kelahiran 16 Mei 1999 itu kerapkali mendorong kaum perempuan untuk mematahkan streotip yang mengakibatkan gerak perempuan terbatas dan mengganggu hak-hak perempuan dalam meningkatkan kapasitas dirinya. Ia berpendapat, hingga detik ini sistem sosial yang memposisikan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dalam berbagai urusan masih sering terjadi dan sangat merugikan kaum perempuan.

Baca Juga  Deklarasi Rembuk Pemuda, Aidil Pananrang Serukan Pemuda Berembuk Wujudkan Indonesia Emas 2045

“Perempuan yang aktif dan memiliki peran sentral dalam masyarakat masih sangat jarang sekali, tentu saja karena ruang gerak yang terbatas, apalagi setelah berkeluarga,“ tutur Anisa, Kamis (6/4/23).

Perempuan yang juga aktif di komunitas Compok literasi itu menerangkan bahwa dirinya masih banyak menemukan perempuan yang terpaksa kehilangan haknya untuk mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Padahal, sejatinya pendidikan itu merupakan hak bagi semua orang dan tidak memandang jenis kelamin.

“Masih banyak orang yang menilai kalau perempuan tidak perlu bersekolah tinggi-tinggi,” ungkapnya.

Ia menyayangkan, jika kedudukan kaum perempuan masih dibatasi dari berbagai kemungkinan untuk maju dan berkembang. Budaya yang memposisikan status dan peran seorang perempuan tidak setara dengan laki-laki sudah semestinya dihilangkan.

“Jangan mau dirampas haknya untuk melakukan sesuatu yang menjadi pilihan kita. Apalagi untuk meluaskan pemikiran serta kemampuan kita (kaum perempuan),” pungkasnya.

Berita Terkait

RS Larasati Pamekasan Sukses Gelar Pelatihan K3 untuk Tingkatkan Keselamatan Kerja
Khitan Massal Gratis Pamekasan Sukses Layani Ratusan Anak
Wiranto Resmikan Becak Listrik PBLI di Bali, Dorong Pariwisata Ramah Lingkungan
Gagal Produktif Karena Jam Koma? Gen Z Harus Tahu Cara Mengatasinya
Jangan Lewatkan! Inilah Rangkaian Acara Hari Jadi Pamekasan ke-494
Upaya Mahasiswa Jaga Keutuhan Demokrasi: Cerdas Memilih, Tolak Doktrinasi Politik
Keutamaan Memuliakan Orang Tua Menurut Islam
Tonjolkan Pemasaran Jitu, Roti Aoka ini Epic Comeback Usai Dituding Mengandung Pengawet

Berita Terkait

Kamis, 21 November 2024 - 15:38 WIB

RS Larasati Pamekasan Sukses Gelar Pelatihan K3 untuk Tingkatkan Keselamatan Kerja

Minggu, 3 November 2024 - 14:13 WIB

Khitan Massal Gratis Pamekasan Sukses Layani Ratusan Anak

Kamis, 31 Oktober 2024 - 10:18 WIB

Wiranto Resmikan Becak Listrik PBLI di Bali, Dorong Pariwisata Ramah Lingkungan

Rabu, 23 Oktober 2024 - 12:31 WIB

Gagal Produktif Karena Jam Koma? Gen Z Harus Tahu Cara Mengatasinya

Minggu, 20 Oktober 2024 - 14:27 WIB

Jangan Lewatkan! Inilah Rangkaian Acara Hari Jadi Pamekasan ke-494

Berita Terbaru

Nasional

Presiden Prabowo Buka Komentar soal Mundurnya Gus Miftah

Rabu, 11 Des 2024 - 11:14 WIB

Dok. Istimewa

Berita

Mahasiswa IAIN Madura Usut Deretan Kasus Ke Kejari Pamekasan

Selasa, 10 Des 2024 - 16:34 WIB