SUMENEP, SUARANET – Gua Payudan terletak di desa Payudan Daleman kecamatan Guluk-guluk Sumenep, Berjarak sekitar 30 Km ke arah barat dari pusat kota, gua Payudan tidak hanya bermakna sebagai destinasi wisata alam biasa bagi masyarakat Sumenep dan sekitarnya, konon gua ini menjadi tempat bertapa banyak orang sakti, baik tokoh lokal, maupun tokoh nasional.
Tak hanya itu, gua yang memiliki puncak tertinggi di Sumenep, gua juga memberikan kesan mendalam bagi Anda yang hobi berpetualang apalagi ingin meneliti sejarah dan perjalanan nya
Apabila berkunjung ke Gua Payudan, di puncak tertingginya akan bertemu dengan keindahan alam yang luar biasa, pegunungan selatan dan kumpulan rumah-rumah warga dari sudut desa menjadi hiasan pemandangan estetik
Seperti yang sudah di amati saat berkunjung langsung, ditambah dengan gandengan informasi sosial media, bahkan dilansir dari berbagai sumber, Gua Payudan memiliki kaitan erat dengan sejarah Raja-raja di Sumenep, tepatnya pada abad ke 14-17
Pasalnya, gua Payudan adalah lokasi pertapaan raja-raja Sumenep, tidak hanya dikatakan bahwa Ir. Soekarno pernah berpikir dan mengheningkan cipta di gua ini. Dikisahkan bahwa gua Payudan adalah tempat bersemedinya seorang putri yang memiliki rupawan bernama Dewi Saini atau lebih dikenal di Sumenep sebagai “Potre Koning”
Menurut sejarah yang dituturkan secara turun-temurun, bahwa Potre Koning adalah putri penguasa Kedaton Sumenep yang sangat gemar melakukan tirakat. Salah satu lokasi tirakatnya yang terkenal adalah Gua Payudan. Gua Payudan, Merupakan Destinasi Wisata Bernilai Religius dan Sarat Sejarah
Singkat cerita. Dalam perjalanan spiritualnya ke gua Payudan, Potre Koning bermimpi bertemu dengan lelaki rupawan, dalam mimpinya, seorang laki-laki itu bernama Adi Poday, seketika Potre Koneng bangun dari tidurnya, lalu beberapa bulan kemudian ia hamil, dengan ditandai dengan beberapa hal yang menyebabkan Potre Koning sakit, dalam coretan sejarah disebut sebagai pernikahan batin
Adi Poday adalah Tokoh berpengaruh dan berkuasa di Pulau Sepudi, sebuah pulau kecil di timur kabupaten Sumenep. Kehamilan Potre Koning membuat gempar Kedaton Sumenep, sehingga membuat Raja (ayahandanya) salah melindungi dan mengusirnya dari Istana.
Hingga Potre Koning melahirkan seorang putra, bernama Joko Tole yang kelak akan menjadi Raja Sumenep. Sama hal dengan Ibunya, Joko Tole juga bertapa di Gua Payudan.
Sisi monumental dan popularitas Gua Payudan tidak hanya terbentuk dari keindahan dan kekayaan alamnya, melainkan terbangun dari kisah sejarah panjang kabupaten Sumenep dan Madura secara umum. Sebagai destinasi wisata yang bernilai religius, gua Payudan juga menjadi akses lokasi wisata pilihan yang dilindungi oleh Pemerintah Daerah.
Sampai saat ini akses lokasi menuju gua Payudan sudah dikatakan lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya, Sehingga bisa mengunjunginya dengan mudah.
*)Fahrur Rozi – Program Studi Tadris Bahasa Indonesia IAIN Madura.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi suaranet.id