Jawa Timur, SuaraNet – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Nurul Jadid (UNUJA) mengadakan webinar nasional bertajuk “Pemilu Serentak 2024: Apakah Pemuda Sekadar Memilih?” yang dilaksanakan secara online (via Zoom Meeting) pada Minggu (24/12/23).
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua BEM UNUJA, Ageng Febriyan, Pembina BEM UNUJA, Ahmad Zubaidi, Dosen UNUJA, Ahmad Sahidah, Ketua BEM Universitas Indonesia (UI), Melki Sedek Huang, Koordinator Wilayah Jawa Timur BEM SI, Ahmad Robi Gunawan, dan pengurus BEM UNUJA serta mahasiswa seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan ini, Ahmad Zubaidi menyampaikan bahwa pengembangan intelektual bagi mahasiswa sangat signifikan. Karena mahasiswa sebagai peserta didik harus belajar dan menjadi harapan bangsa atau generasi bangsa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jangan takut melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berbau pengembangan dan lakukan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Sehingga dapat memberikan kesadaran terhadap mahasiswa. Semoga kegiatan webinar ini betul-betul menyadarkan mahasiswa terutama melek politik,” kata Pembina BEM UNUJA dalam sambutannya.
Sementara, Ageng Febriyan mengatakan bahwa webinar ini agar dapat memotivasi mahasiswa seluruh Indonesia, khususnya mahasiswa UNUJA. Selain melek politik, juga mengetahui karakteristik pemimpin.
“Dengan mengetahuinya, mahasiswa jangan sampai salah dalam memilih pemimpin. Karena pemimpin yang baik, dapat membawa negara Indonesia lebih baik,” kata Ageng (sapaan akrabnya).
Selanjutnya, Ahmad Robi Gunawan menjelaskan bahwa pemuda bukan sekadar memilih. Tetapi, juga penting untuk mengetahui dan memahami program-program calon pemimpin dan visi misinya. Karena sangat berdampak terhadap keberlangsungan negara.
“Jadi bukan sukses untuk beberapa kalangan saja dan bukan sukses untuk kepentingan Partai Politik (Parpol). Namun, kepentingan itu harus dinikmati seluruh rakyat Indonesia,” ungkapnya saat menyampaikan materi 1.
Lebih lanjut, Koordinator Wilayah Jawa Timur BEM SI ini mengatakan perlu adanya sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat, agar Pemilu 2024 berjalan dengan lancar tanpa adanya kekacauan dan timbul kecurangan.
“Jadi harus tegas dalam memilih dan menjunjung tinggi asas luber-jurdil (langsung, umum, bebas, jujur, dan adil),” tambahnya.
Menurut Melki Sedek Huang, hak memilih, terpilih, dan berpartisipasi harus dilaksanakan. Lantaran demokrasi di Indonesia dianggap hanya momentum 5 tahun atau sekadar pesta demokrasi. Justru dengan momentum ini.
“kesempatan bagi kita memilih pemimpin untuk bisa membawa bangsa ini lebih cerah ke depannya,” tegas Melki (sapaan akrabnya) saat memberikan materi 2.
Di samping itu, Melki menjelaskan bahwa menjelang Pemilu 2024 ini, kita disuguhkan dengan adu image, dan kita dihadirkan oleh kebebasan yang pelaksanaannya secara pasif oleh pemerintah.
“Kita jangan sampai tergiring dan termakan isu-isu publik yang tidak penting,” jelasnya.
Kemudian, Ahmad Sahidah, menyampaikan bahwa pemuda mempunyai tugas untuk menjaga dan merawat demokrasi, khususnya di Pemilu 2024 ini. Pemuda juga belajar tentang ilmu politik. Karena sangat penting bagi pemuda sebagai generasi bangsa.
“Bahkan politisi sering berjanji agar menang dan citra terjaga dengan baik. Serta media sering berpihak,” ujar Dosen UNUJA tersebut saat menyampaikan materi 3.
Lalu, santri alumni Pondok Pesantren An-Nuqayah Sumenep ini, menegaskan pemimpin itu melayani. Tapi kenyataannya pemimpin dilayani. Ketika ada masalah seharusnya pemimpin duduk bersama dengan rakyat, untuk memecahkan atau mencari jalan keluar permasalahan tersebut.
“Apalagi terhadap pemuda, sebelum pemimpin terpilih ia membutuhkannya. Dan ketika terpilih pemuda dilupakan,” pungkasnya.
Penulis : Ahmad Rifa'i
Editor : Faruk