Surabaya, SuaraNet – Jawa Timur terus memperlihatkan kesuksesan dalam mengembangkan desa-desa terpadu yang inovatif, bahkan berhasil memasuki pasar internasional.
Hingga saat ini, telah terbentuk 27 kawasan pedesaan yang merupakan hasil kolaborasi dari 150 desa di 16 kabupaten/kota. Salah satu contohnya adalah kawasan Agroforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno yang terdiri dari empat desa, yakni Desa Tulungrejo, Sumbergondo, Giripurno, dan Bulukerto.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengapresiasi sinergi yang dihasilkan dari upaya tersebut. Ia secara resmi meresmikan kawasan pedesaan Agroforestri ini, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas wilayah desa sejalan dengan tata ruang kabupaten/kota. Selain itu, inisiatif ini juga berkontribusi dalam pengembangan infrastruktur, perekonomian, dan pemanfaatan teknologi tepat guna, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Gubernur Khofifah juga mengungkapkan kegembiraannya karena Agroforestri mampu menggabungkan produksi kopi dengan pelestarian vegetasi, sehingga mampu menjaga keseimbangan ekosistem. Dampak positifnya pun dapat dirasakan oleh masyarakat di sekitar kawasan tersebut, berkat kolaborasi yang semakin kuat.
“Kami yakin ini akan menjadi contoh bagi daerah lain dan akan menjadi sumber inspirasi bagi banyak desa untuk mengembangkan potensi mereka. Seperti memukul genderang, mari kita membangun kawasan pedesaan yang memiliki produk khas dengan peningkatan baik dalam skala produksi maupun ekspansi pasar. Dengan demikian, diharapkan kesejahteraan masyarakat akan meningkat,” ungkap Khofifah Gubernur Jawa Timur Kamis (15/06) Pagi.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Batu, Aries Agung Pegawai, menjelaskan bahwa kawasan pedesaan Agroforestri Kopi Gunung Arjuno memanfaatkan lahan perhutani di Kota Batu dengan luas 17.000 meter persegi, yang meliputi empat desa. Tahap pertama proyek ini mencakup luas 2.500 meter persegi, dan tahap berikutnya akan segera diselesaikan.
Aries menyampaikan bahwa konsep Agroforestri sejalan dengan komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam Inisiatif, Kolaborasi, Inovasi (IKI), yang bertujuan untuk mengembalikan kualitas ekologi kawasan hutan dengan tetap memperhatikan kesejahteraan masyarakat.
Ia pun optimis bahwa kopi memiliki potensi untuk menjadi komoditas unggulan selain apel, yang telah menjadi ikon Kota Batu. Pembangunan kawasan pedesaan ini bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tugas kita bersama
”Ini milik semua komponen masyarakat Kota Batu. Nantinya, kelestarian kawasan hutan membawa dampak positif terciptanya udara yang bersih, sejuk dan segar,” ucap Aries.